Lihat ke Halaman Asli

Ayah Farras

mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Konflik Amerika-Iran Trump Maju Selangkah, Distribusi Isu Miliki Peran "Kepentingan"

Diperbarui: 12 Januari 2020   18:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

diolah dari sumber: https://lehren.com/

Sungguh kita semua dikagetkan atas terjadinya peristiwa yang boleh dikatakan pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani Komandan Pasukan Quds Iran karena Amerika secara resmi terang-terangan mengakui hal tersebut dilakukan sebagai perintah resmi Trump (3/1/2020).  

Betapa tidak hal ini mungkin dan sangat mungkin memicu perang dunia ketiga dan ramai menjadi trending topik. Aksi Amerika ini berakibat respon cepat oleh pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang berjanji membalas kematian Jendral kesayangan Negara Republik Islam Iran tersebut.

Iran sendiri sebelum terjadinya konflik dengan Amerika ( Pembunuhan Jenderal Qasem ) sedang menghadapi aksi rakyatnya yang menentang kenaikan BBM yang menelan ratusan warga tewas seperti dicatat Organisasi Amnesty International (19/11/2019). 

Kebijakan dalam negeri Iran menuai protes berkepanjangan sementara Rouhani (Presiden Iran) menjelaskan kenaikan BBM diakibatkan ekonomi negara yang mengalami penurunan.Demonstrasi di Iran sangatlah berkepanjangan dan membuat pemerintah Iran belum memiliki daya tawar aksi.

Disaat yang sama Trump menghadapi sidang pemakzulan 4 Desember 2019 dengan tuduhan meminta Volodymyr Zalensky ( Presiden Ukraina) di tanggal 5 Juli 2019 untuk menyelidiki Joe Biden ( Kandidat Presiden Amerika 2020 dari Partai Republik). 

Trump balik membantah bahwa hal ini ada campur tangan Rusia terkait Pilpres 2020. Sambil berjalan proses pemakzulan dunia dikagetkan tewasnya Jendral Qassem Soleimani yang tewas oleh Drone Amerika di Bandara Udara Baghdad. 

Bahkan Kongres sendiri kaget karena tak ada konsultasi dan menganggap hal ini akan menimbulkan masalah yang serius.

Lantas mau apa lagi langkah ini direspon Pentagon sebagai bagian mengamankan kepentingan Amerika yang posisinya dibawah ancaman dan mencegah serangan Teheran dimasa depan karena Qasem dianggap secara aktif memiliki rencana penyerangan kepada diplomat maupun militer Amerika di Timur Tengah.

Iran Sontak merespon serangan terhadap Jenderal Qasem. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan "akan ada serangan balasan terhadap penjahat" yang melakukan serangan. 

Tumbuhlah nasionalisme dengan satu musuh bersama yaitu Amerika sebagai musuh nyata rakyat Iran yang harus dihadapi bersama dan beristirahat sejenak dari hiruk pikuknya demonstrasi dalam negeri dan juga terselamatkan dari pemakzulan rakyatnya.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pembunuhan Soleiman untuk menghentikan perang, bukan untuk memulainya.
Tentunya Iran tak mulai langsung aksi pembalasan atas pembunuhan Jenderal Qassem. Hari berkabung dilakukan selama tiga hari mulai tanggal enam Januari 2019.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline