Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Konflik Amerika-Iran Trump Maju Selangkah, Distribusi Isu Miliki Peran "Kepentingan"

12 Januari 2020   17:27 Diperbarui: 12 Januari 2020   18:56 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diolah dari sumber: https://lehren.com/

Aksi balasan Iran mulai berlangsung (06/01/2020)  dengan serangan rudal balistik yang diluncurkan Iran ke pangkalan militer AS Ayn al-Assadyang diklaim memakan korban 80 tentara AS.

Situasi bertambah keruh karena adanya Peristiwa jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines, di Teheran, Iran, Rabu (8/1/2020) yang pada awalnya membuat pertanyaan banyak pihak. 

Iran membantah pihaknya menembak jatuh pesawat Boeing 737-800 milik Ukraine International Airlines tersebut hal ini dikuatkan dengan pernyataan pejabat penerbangan Iran.

"Satu yang pasti, pesawat ini tidak ditembak rudal. Informasi dari kotak hitam sangat krusial untuk mengungkapkan penyebab kejadian," kata Kepala Otoritas Penerbangan Sipil Iran, Ali Abedzadeh, dilansir dari AFP, Jumat (10/1/2020).

Saat itu banyak pertanyaan dari berbagai kalangan yang sempat menuding langsung Iran pelaku atas jatuhnya pesawat tersebut. Tak lama berselang mulai dapat titik terang Iran akui telah menembak pesawat tersebut. Seperti dikutip Reuters, pihak Iran mengatakan pada Sabtu (11/1/2020) bahwa angkatan udara mereka melakukan kesalahan penembakan rudal pada Rabu (8/1/2020).

Kini pemerintah Iran kembali berhadapan dengan rakyatnya sendiri yang berdemo menuntut Ayatollah mundur atas peristiwa itu. Tentu saja ini jadi seperti bola salju yang menggelinding kembali setelah aksi demo BBM sebelumnya sempat istirahat sejenak.  

Protes terjadi di seluruh Iran, termasuk di Teheran, Shiraz, Esfahan, Hamedan, dan Orumiyeh meski para pejabat tinggi Iran dan pihak militer menyatakan permintaan maafnya atas penembakan pesawat tersebut.

Sementara Trump bisa beristirahat sejenak sambil terus memainkan isu ketakutan  demi pilpres 2020 yang sudah menjadi ciri khas kampanye di pilpres dahulu dan sedikit lepas dari isu pemakzulan. 

Dari kejauhan Trump coba meyakinkan dunia bahwa dia sedang melawan sumber ketakutan ditambah kecerobohan Iran dengan salah tembaknya pesawat komersial yang berujung konflik akibat efek domino tak terduga. 

Sebut saja Presiden Kanada dan Presiden Ukraina yang warganya menjadi korban kecerobohan rudal salah tembak tersebut dan hal ini diluar dari warga negara Iran sendiri yang menjadi korban.

"Kami mengharap Iran untuk membawa yang bersalah ke pengadilan. Kami berharap penyelidikan akan dilakukan tanpa penundaan yang disengaja dan tanpa hambatan," tulis Zelensky seperti yang dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (11/1/2020). Hal ini jadi bagian tuntutan dari pengembalian jenazah dan pembayaran kompensasi korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun