Lihat ke Halaman Asli

Rizky Purwantoro S

pegawai biasa

Tidak Ada Orang Bodoh di Muka Bumi Ini

Diperbarui: 30 November 2022   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar dari rembangbicara.pikiran-rakyat.com

Tidak ada orang bodoh di muka bumi ini, yang ada hanyalah mereka yang kurang beruntung. Kurang beruntung karena tidak lahir dalam keluarga yang sanggup mendukung bakat alami mereka, atau karena tidak mendapatkan kesempatan sekolah yang sesuai dengan potensinya, atau karena terpaksa bekerja di bidang yang tidak sesuai dengan kemampuannya.

Jadi kalau kita menemukan adanya orang-orang yang kelihatannya bodoh dan lamban dalam mengerjakan sesuatu, jangan vonis mereka. Mereka bisa saja jauh lebih pintar daripada kita, perbedaannya adalah kita memiliki kesempatan itu, sedangkan mereka tidak.

Setiap manusia pastinya diciptakan mempunyai kelebihannya masing-masing. Sayangnya sistem dan paradigma yang umum berlaku di negara dan masyarakat ini hanya mengistimewakan kelebihan tertentu dibandingkan kelebihan-kelebihan lainnya yang bisa jadi jauh lebih banyak.

Sistem pendidikan misalnya, secara umum hanya mengutamakan mata pelajaran seperti matematika dan bahasa Inggris dalam setiap tes potensi akademik seseorang yang mau masuk ke dalam perguruan tinggi atau perusahaan.

Dalang utama dari pilih kasihnya sistem pencarian bakat di muka bumi adalah pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi sebuah negara membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli dan terampil di bidang yang tidak jauh dari dunia ekonomi.

Makanya fakultas ekonomi saat ini di Indonesia merupakan salah satu fakultas yang paling banyak peminatnya. Mungkin hanya sedikit yang benar-benar berminat pada ilmu ekonomi, sisanya memilih jurusan tersebut lebih karena adanya harapan lebih besar mendapatkan pekerjaan setelah mereka lulus kuliah.

Oleh karena hanya sedikit yang benar-benar menyukai ilmu ekonomi, pada saat mereka sudah terjun ke dunia pekerjaan, kemungkinan besar sebagian besar lulusannya bekerja tidak sesuai dengan bakat yang sebenarnya.

Dampaknya apa? Ada dua, yang pertama adalah mereka yang dapat realistis melihat masa depannya, dengan bekerja saja tanpa memikirkan apakah pekerjaan mereka sudah tepat dengan potensi terbesarnya.

Atau yang kedua, adalah mereka yang terbebani pikirannya dan akhirnya kalah bersaing dengan yang lain.

Memang bekerja itu untuk mencari uang, tujuan tersebut sama sekali tidak salah.

Terlebih negara kita belum bisa mengakomodir pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak terlalu berhubungan dengan dunia pembangunan ekonomi. Sehingga pekerjaan seperti yang berhubungan dengan seni dan olah raga misalnya, belum dapat dijadikan penghidupan yang layak bagi penggiatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline