Lihat ke Halaman Asli

Jack Silaban

MAHASISWA

Dunia Cemas Memantau Pemilu AS yang Mengarah pada Perpecahan

Diperbarui: 11 November 2020   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: CNBC Indonesia

Pemilihan Presiden Amerika Serikat memanas dengan adanya saling tuduh menuduh, ancaman hukum, dan pertarungan politik yang berlarut-larut membuat masyarakat terpolarisasi yang mengarah pada perpecahan.

Klaim kemenangan awal presiden Trump pada selasa malam dan tuduhan pemilih penipu ditanggapi dengan ekspresi kaget oleh seluruh Amerika, bersama dengan bantahan dari oposisi Trump.

Berikut hasil perkembangan terakhir

*         Pengamat pemilu internasional menemukan bahwa pemungutan suara saat ini "sangat terorganisir dan kompetitif" akan tetapi juga "ternodai oleh ketidakpastian hukum" pada penilaian awal yang dirilis hari rabu. Pernyataan tersebut mengutuk klaim Trum atas pemilih penipu dan menyebutnya "tuduhan tidak berdasar".

*         Kebanyakan di daerah Eropa mengungkapkan ketakutan bahwa situasi di Amerika akan memburuk dengan cepat.

*         Terlepas dari hasil akhir, hasil sementara mengindikasikan bahwa "Trumpism" ada untuk menatap disini, ujar beberapa peneliti pada hari Rabu.

Media di Eropa mempertanyakan apakah Amerika Serikat berada di ambang kehancuran. China mencemooh pemilu A.S. mirip seperti "negara berkembang". Menteri Pertahanan Jerman memperingatkan akan "situasi yang meledak" bahkan sampai pada "krisis konstitusional". Sebuah perusahaan koran yang terkemuka di Brazil meramalkan "serangan kepada dasar-dasar demokrasi dijamin".

Perkembangan pemilihan presiden AS nampaknya masih akan terus menjadi berita utama di berbagai negara.

Setelah kekeliruan Trump dalam menyatakan kemenangan sebelum pemungutan suara dan perhitungan suara pada malam pemilihan, ia menghabiskan sebagian besar waktu pada hari Rabu untuk meratakan tuduhan kecurangan pemilu tanpa bukti.  Trump mengajukan gugatan hukum mengenai suara yang sah dapat dihitung dan tidak. ekerasan.  Akibat ulah Trump, keadaan politik semakin tidak stabil dan banyak pihak takut akan terjadi kerusuhan. 

"Hal ini menjadi sorotan di Amerika dan itu mengganggu dunia yang ingin melihat demokrasi Amerika berhasil," ujar Thomas Carothers, pejabat senior di Carnegie Endowment for International Peace. "Gambaran tentang demokrasi Amerika sudah mendapat banyak pukulan selama beberapa tahun terakhir dan pemilu ini mungkin hanya menambahkannya."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline