Lihat ke Halaman Asli

ilham aufa

Wiraswasta, Penulis Lepas

"Out of The Box" versi Anak

Diperbarui: 21 September 2016   10:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: il.linkedin.com

“Saya selalu berusaha mengasah otak dengan selalu berpikir out of the BEX”, kata Cak Lontong dalam sebuah acara.

Peserta terkecat dengan istilah tersebut. Diam, penuh dengan kebingungan.

Out of the BEX?? Apa maksudnya cak?” tanya seorang peserta memberanikan diri.

“Itu loh, berpikir cerdas dan selalu berbeda dengan yang lainnya,” terang Cak Lontong.

“Ealaaaah, out of the BOX,” cekat sang pembawa acara.

“Lah, kalau pakai istilah out of the BOX, apa bedanya pemikiran saya dengan anda-anda sekalian?” katanya.

***

Meski sore macet luar biasa adalah keseharian yang menyebalkan, “pulang” tetap menjadi urutan pertama pilihan para pekerja di Jakarta. Di dalam kata pulang, ada istri yang menanti, ada wajah anak-anaknya yang riang dan menggemaskan. Ada rasa yang dirindukan, ada keceriaan yang dinanti-nantikan.

Ya… keluarga adalah obat pelipur lara dalam kepenatan. Dengan mereka, suara hati lepas tanpa sekat. Bersama mereka, lebur kepenatan seketika.

Meski bukan orang yang terpaku dengan jam kantoran, saya juga kurang lebih sama dengan mereka dalam menyikapi kata pulang. Istri dan anak menjadi pembahagia. Menjadi obat saat ranah pikiran di rundung masalah.

Yang utama dalam menu kerinduan dan keceriaan tentu saja bercanda. Istri dan anak adalah penikmat pertama candaan-candaan itu. Mereka jualah yang sering menjadi korban pertama dari candaan-candaan itu. Baik dalam masalah ringan maupun masalah yang kadang dianggap berat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline