Lihat ke Halaman Asli

Atsiilah Dwi Kurnia

Mahasiswa Manajemen Agribisnis Sekolah Vokasi IPB

Keberagaman Kreativitas Pendidikan Daring pada Masa Pandemi

Diperbarui: 15 Juli 2021   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(ilustrasi: Edi Wahyono/detikcom)

Terhitung sejak satu tahun yang lalu virus COVID-19 menggemparkan dunia, salah satunya ialah di Indonesia. Pemeritah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan diberlakukannya kebijakan tersebut, hampir seluruh aktivitas masyarakat di luar lingkungan rumah sangat dibatasi dan harus sesuai dengan protokol kesehatan, begitupula dengan sistem kegiatan belajar-mengajar diperkuliahan menjadi terkendala. 

Namun, pemerintah dengan cepat memberikan solusi untuk tetap melakukan kegiatan pembelajaran secara online (daring). Sistem pembelajaran online ini disebut Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Sebelum terjadinya pandemi COVID-19, kegiatan ini sudah diterapkan oleh beberapa kampus, sehingga secara keseluruhan sistem perkuliahan daring ini dimaksimalkan kualitas nya dalam kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik. Banyak keanekaragaman kualitas pembelajaran daring selama pandemi, salah satunya yaitu menjadikan mahasiswa/i lebih aktif dan tetap kreatif walaupun hanya dengan melakukan kegiatan didalam rumah. Contohnya: kreatif dalam membuat video presentasi secara online. Sekarang mahasiswa/i dituntut untuk menjadi lebih kreatif.

Pemikiran yang kreatif pada masa pandemi merupakan sebuah kunci untuk menghasilkan sebuah kreasi bermanfaat dan tentunya dapat membantu menghasilkan sesuatu yang berguna. Kreatif adalah menciptakan suatu ide atau gagasan konsep yang menarik. Dengan diciptakan nya suatu ide yang menarik, kita akan mampu menghasilkan sebuah produk ataupun jasa yang berguna untuk banyak orang. Selain itu, kita juga dapat mengkreasikan nya agar lebih bervariatif.
 

“Untuk menjadi kreatif, seseorang harus mempunyai komitmen yang tinggi, bersemangat, kemampuan bekerja keras, dan percaya tinggi” – Erwin Segal, 2003.
Dalam teori Stenberg dinyatakan bahwa kreativitas itu sama halnya dengan kebiasaan, sehingga kreativitas bisa didorong untuk dimunculkan atau tidak dimunculkan. Artinya, kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dapat dikembangkan melalui proses pendidikan untuk mendorong munculnya sebuah kreativitas terus-menerus. Selain itu, kreativitas memiliki tiga elemen utama, yaitu:

  • Motivasi, yakni diperlukan unruk memberikan nilai terhadap usaha kreatif.
  • Inspirasi, yakni dapat diinspirasikan oleh diri sendiri maupun oleh orang lain.
  • Pengembangan, yakni dengan memberikan kesempatan untuk memunculkan ide kreatif.

Beragamnya kreativitas, banyak pula partisipasi mahasiswa/i perguruan tinggi dalam kegiatan di luar belajar, seperti: relawan COVID-19, Membangun Desa, KKN Tematik, dan kontribusi dari mahasiswa/i kesehatan. Ini membuktikan bahwa mahasiswa/i tetap semangat membantu dan berkreativitas ditengah pandemi. Sehingga dari kegiatan ini mahasiswa dapat belajar dalam hal bersosialisasi, perkembangan karakter, melihat perbedaan, dan mengembangkan kopetensi yang dimiliki (Nizam, 2021). 

Ada pula beberapa dari mahasiswa/i mengisi waktu luang dengan mendaftarkan diri sebagai relawan digital COVID-19, melalui platform media sosial seperti: instagram, youtube, twitter, tiktok dll. Sehingga hasil kreativitas mahasiswa/i dapat dibagikan secara luas dan dapat memberikan dampak positif untuk banyak orang.

Selain itu, untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa/i-nya, beberapa kampus tertantang untuk mengadakan kegian positif melalui lomba-lomba seperti membuat esai, video kreasi, dan poster. 

Disetiap perlombaan pihak kampus akan memberikan hadiah untuk para pemenang dengan diharapkan dapat meningkatkan kreativitas serta semangat di tengah pandemi COVID-19 ini. Kreativitas tidak hanya dikembangkan melalui mahasiswa/i, tetapi dapat dikembangkan pula dari pendidik (guru, dosen). Pendidik terkadang sudah merasa sangat mapan akan pengetahuan dan materi pembelajaran yang dimilikinya, sehingga segan untuk mencoba ide dan gagasan baru yang dinilai di luar kebiasaan saat mengajar.

Hal ini merupakan salah satu tantangan untuk pendidik. Namun, yang menjadi tantangan-nya ialah bagaimana cara pendidik merancang pembelajaran yang mampu meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif peserta didik untuk berinovasi dalam berbagai bidang kehidupan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline