Lihat ke Halaman Asli

Ada Unsur Human Error dalam Insiden Huda?

Diperbarui: 16 Oktober 2017   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Choirul Huda, lelaki bersahaja yang berprofesi sebagai penjaga gawang Persela meninggal dunia. Berawal dari insiden benturan, ia terjatuh dan tak sadarkan diri. Para medis mengambil tindakan cepat untuk mengatasi situasi emergency tersebut. Namun Sang Pemilik kehidupan telah menentukan hal berbeda. 

Human eror?

Peristiwa yang menimpa Huda bukan pertama kali. Eks striker Chelsea, Fernando Torres pernah mengalami hal serupa. Namun hingha kini kita masih bisa melihat kiprah penyerang Spanyol itu di lapangan hijau. Apa penyebabnya? 

Ketika Torres terkapar, temannya dengan sigap memberikan pertolongan pertama. Dalan kondisi demikian lidah bisa tertarik ke dalam hingga menghalangi jalan masuk udara. Otomatis suplay oksigen ke paru-paru terhenti seketika.  Fatal! Namun hal itu tidak terjadi pada Torres karena temannya menahan lidahnya meski tangannya terluka. 

Apakah hal ini juga terjadi pada Huda? Apakah ada teman Huda yang berusaha memberikan pertolongan pertama kepadanya? Atau jangan-jangan memang ada niat namum tak tahu apa yang harus dilakukan?! Sampai di sini, tiba-tiba, saya koq  merasa pertolongan pertama pada kecelakaan ternyata amat penting. 

Hal lain yang perlu dilihat ialah keputusan tim medis untuk membawa Huda ke RS dirasa lambat. Apa yang dipertimbangkan? Mengapa lambat? Apakah kondisi Huda saat itu belum cukup untuk segera dilarikan ke RS? Apakah cerita Huda akan berbeda jika penanganan atas dirinya dilakukan sedikit lebih cepat?

Saya tidak menyalahkan siapa pun. Toh peristiwa nahas tersebut telah terjadi. Namun tak ada salahnya melakukan introspeksi. 

Pelatihan P3K

Berkaca pada insiden memilukan ini, saya kira, perlu ada pelatihan P3K. Tujuannya agar ketika ada insiden, tak perlu menunggu tim medis yang mesti berlari dari luar lapangan dan memakan beberapa menit. Dalam kondisi darurat, setiap detik sungguh amat berharga. 

Andaikata telah ada program ini, ditingkatkan lagi hingga para pemain sepakbola (atlet) tahu bagaimana menangano situasi darurat sebelum tim medis hadir. Namun seandainya belum ada, inilah saatnya. Walaupun sangat disayangkan namun lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline