Lihat ke Halaman Asli

Jie Laksono

What is grief if not love perseverance?

Ingin Cerai

Diperbarui: 3 Januari 2021   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : wanderkate.wordpress.com

Ketika itu, langit Jakarta sudah gelap. Hujan deras tidak berhenti sejak sore tadi. Walaupun begitu, jutaan manusia tetap menjalankan aktivitasnya. 

Hidup tidak bisa berhenti hanya karena hujan tiba. Sepasang manusia, suami-istri, juga terlarut dengan kesibukannya, sama seperti jutaan manusia lainnya. 

Sang suami, Yuda, terdiam, berdiri di sebuah bengkel di pinggir jalan Kalimalang, menatap hujan. Sang Istri, Dian, terjebak kemacetan di sekitar daerah Kebun Jeruk, juga diam. Tampak keduanya sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing.  

***

Hari ini gua sial banget kayaknya. Gak gak gak, bukan cuma hari ini, sepanjang tahun ini gua selalu dipenuhi sama kesialan. Awal tahun ini, gua resign dari tempat kerja karena gua ngerasa gak pernah sejalan sama atasan-atasan gua.

Sepanjang tahun gua coba ini dan itu, belajar ini dan itu tapi gak ada yang berhasil. Terus hari ini lagi, hujan deres, motor rusak, dan di dompet cuma ada 12 ribu, sampe gua terpaksa harus hubungin istri untuk minta jemput.

Aaah istri, kalau misalnya ada fit and proper test buat jabatan istri, kayaknya istri gua gak akan lulus deh. Beberapa hari yang lalu, dia kirm anak-anak ke rumah mertua di Karawang buat liburan, tanpa diskusi sama gua coba. Awalnya gua marah, terus gua pikir, mungkin alasan dia kirim anak-anak ke Karawang supaya kita bisa romantis berdua. 

Tapi gak, dia tetep kerja aja kayak gak ada besok. Ini tadi aja, entah sampe berapa kali gua telephone istri tapi gak diangkat-angkat. Pas diangkat, katanya lagi rapat tadi, tapi kantor mana coba yang rapat jam 7 malam. Gua pernah kerja di kantoran dan gua gak pernah rapat sampe jam 7 malam.

Bohong kalau gua bilang gua gak pernah curiga sama istri gua. Pertama, entah kapan terakhir kali kita berhubungan badan, 5 atau 6 bulan? Atau lebih dari itu mungkin? atau paling gak ngobrol hal lain selain, cicilan atau tagihan ini itu setiap bulan. 

Kedua, dia udah gak nurut lagi dan pandangan istri ke gua, ya ampun, that freaking judgy eyes, gua bener-bener ngerasa jadi sampah karena pandangan itu. Trus yang ketiga, Dani. Nyebut namanya aja gua udah jijik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline