Lihat ke Halaman Asli

aswardi kerinci

rakyat biasa

Kenapa Harga Beras Mesti Ditekan?

Diperbarui: 6 September 2017   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Petani padi melebarkan senyum, ketika masuk musim panen. Namun, itu tidak bertahan lama, lantaran harga gabah kering mereka tidak bisa menutupi biaya operasional. Harga gabah kering anjlok, akibat dari penekanan harga beras. Kenapa harga beras mesti ditekan?

Sementara untuk menghasilkan beras yang menjadi konsumsi pokok masyarakat Indonesia, membutuhkan waktu 3,5 bulan hingga 6 bulan sejak tanam. Adakah kita berpikir atau membayangkan? bahwa proses padi menjadi beras, tidaklah semudah yang dibayangkan. Petani harus berkuras tenaga mengolah tanah, menanam, menyiang, memanen, mengeringkan dan lain sebagainya. Ketika beras di jual ke pasaran, harganya malah ditekan-tekan semurah mungkin. Kenapa? kenapa bukan harga yang lain di tekan? malah harga komoditi seperti karet dan sawit yang nota bene produk perusahaan, malah dicari berbagai cara untuk menaikkannya?

Adakah kita membayangkan, jika petani padi di Indonesia ini tidak berproduksi? saya selaku anak petani, tidak dapat membayangkannya. Dari mana kita akan memperoleh beras untuk kita konsumsi? mungkinkah beras infor mencukupi? Tujuan penulis bukanlah menganjurkan pemerintah menginfor beras, tapi lebih meningkatkan pendapatan petani padi Indonesia. Kasihan mereka (petani padi), yang menggantungkan semua kebutuhan hidup dari hasil sawah olahannya. Hasil panen yang kurang memuaskan, hingga harga yang tidak berpihak.

Hemat penulis, pupuk subsidi yang diberikan pemerintah buat petani, belumlah dapat menutupi operasional besar yang harus petani keluarkan. Bukan berarti pupuk subsidi tidak bermanfaat, tapi alangkah cerianya petani jika hasil jerih payah mereka sedikit dihargai lebih. Kondisi saat ini, harga jual gabah kering hanya sekitar 5-6 ribu per kilogram, dan tidak dapat untuk membeli ikan teri yang harganya jauh lebih tinggi. Apakan lagi untuk ditukarkan dengan minyak goreng, yang harganya dua hingga tiga kali lipat dari harga gabah kering petani.

Kebijakan pemimpin ditunggu petani padi.

Salam Kompasiana...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline