Lihat ke Halaman Asli

LEMARI TUA

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ada sebuah lemari tua dalam rumah, isinya berbagai macam buku. Lemari itu sudah ada sejak aku masih kecil. Hari ini dapat jackpot dari bunda disuruh merapikan isi lemari tua itu. Awalnya rasa malas sempat datang, tapi tiba-tiba aku jadi bersemangat setelah mulai membongkar isi lemari tua itu. Lemari itu menjadi semacam peti harta karun, isinya memang buka harta tapi memori di masa lalu.

Awalnya aku menemukan kamus bahasa sunda, kamus itu menyimpan kenangan saat aku sd dimana aku harus pindah ke bandung karena orangtuaku melanjutkan study S2nya. Aku yang dari kupang mana bisa bahasa sunda sedangkan jam pelajaran pertama di hari pertama aku sekolah di bandung adalah bahasa sunda dan bisa ditebak tentu saja aku mendapat nilai jelek dihari pertamaku untuk kelas bahasa sunda. Akhirnya aku membeli kamus bahasa sunda itu dan semenjak ada kamus itu nilaiku tetap saja tidak berubah tetap di angka 5 (kemampuan bahasaku memang gawat). Pada akhirnya sih aku berhasil mendapat nilai yang baik, mampu berkomunikasi dengan logat sunda yang ga kalah sama orang asli sunda. Walupun pada akhirnya aku harus balik ke kupang lagi tapi pernah tinggal di bandung adalah pengalaman masa kecil yang menyenangkan.

Aku kemudian menemukan buku diary adikku yang paling kecil,entah kenapa buku itu bisa disana. Dasar iseng kubaca juga diary anak kecil berusia 10 tahun itu. Penasaran apa isi pikiran anak umur 11 tahun jaman sekarang sama denganku saat aku berusia10 tahun, soalnya waktu kecil aku juga suka menulis diary. Ternyata isi diarinya lebih banyak tentang kekesalannya terhadap teman cowok di sekolah yang suka mengganggunya, dia yang tidak terlalu suka keramaian dan keinginanya menjadi seorang anggota jkt48 walaupun dia sendiri tidak yakin dengan kemampuan menyanyinya.

Ada tesis karya bunda saat di bandung, mengingatkan aku akan perjuangan beliau saat kuliah S2 sambil mengurus 4 anak kecil tanpa sanak saudara dan di hari saat beliau meraih gelar masternya 2 orang anaknya baru sembuh dari cacar air dan yang 2 orang lagi sedang sakit cacar air. Bukan hal yang mudah lho sekolah sambil mengurusi anak tapi namanya kekuatan seorang ibu itu memang luar biasa. Aku bangga sama bunda.

Aku juga menemukan sebuah buku yang ditulis oleh seorang cowok untukku yang isinya tentang pengungkapan cintanya. cowok itu adalah teman masa kecil tapi kami lama tidak bertemu karena aku pindah ke bandung,saat bertemu pun karena sudah lama tidak bertemu kami hanya saling melihat. Aku mau nyapa takut dia lupa, mungkin dia juga berpikiran sama. Kami tidak pernah berbicara atau bertegur sapa tapi suatu hari lewat temannya dia memberikan buku itu persis di saat dia pindah ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya. Namanya juga perempuan kalau tahu ada cowokk yang suka apalagi sampai membuat pengungkapan cinta melalui kata puitis sebanyak 30 halaman pastilah geer kemana-mana tapi sayangnya cinta itu ga bisa berbalas tapi cukup senang mengingat ada seseorang yang dulu mengagumi kita tanpa kita sadari dan menjadi bagian dari insipirasinya.

Masih banyak lagi buku-buku di lemari itu yang memiliki kenangan akan ceritanya sendiri. Kadang kita lupa namun saat kita membongkar dan menemukannya, memori itu akan terngiang kembali, mengingatkan kita tentang peristiwa apa saja yang sudah kita lalui dan berhasil kita lalui. Tidak ada salahnya sesekali menengok si lemari tua dan melihat kembali kilasan masa lalu ada bahagia, ada duka, ada impian,cinta dan perjuangan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline