Lihat ke Halaman Asli

Rekam Jejak untuk Memahami Pribadi Orang

Diperbarui: 26 Januari 2021   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada suatu pagi sambil minum kopi isteri dan anak saya berbincang membahas seorang cucu kesayangan yang sudah makin meremaja, trampil membantu ibunya ikut serta mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Cucu remaja putri ini sangat sayang pada ayah bundanya, tetapi juga sangat perhatian kepada ayahnya. 

Anak itu peramah tetapi ketus sedikit pemarah. Pembicaraan kopi pagi kami merambah mengupas membandingkan dengan cucu-cucu kemanakan dari keluarga besar lami. 

Hampir semua kami bicarakan. Hampir semua kami usut dari watak ayah bundanya hingga suasana dari keluarga mereka. Sepertinya kami membuat Rekam Jejak anak-anak itu, bagaimana terbentuk kebiasaan dan perilaku mereka.

Wartawan juga melaporkan rekam jejak Amin Raiz ketika wartawan mau mewartakan penundaan pendeklarasian partainya Amin Raiz. Seorang penulis mambahas seorang pakar pengamat politik, yang mengecam Bu Risma Mensos yang suka blusukan. Penulis itu mengecam sang pengamat politik dengan pertanyaan : apa si yang sudah dikerjakan oleh pengamat itu sendiri untuk bangsa dan negara.? (berita2 minggu lalu)

Pada Rekam jejak seseorang yang biasa disebut pada umumnya adalah atau atribut, atau jabatan, profesi, posisi, yang disandang seseorang dalam kurun waktu yang direkam.Seringkali juga kejadian yang melibatkan si terrekam. Seluruhnya jejak itu adalah Pengalaman si terrekam.

Jelas terbaca meski tidak tertulis sebenarnya yang dikritik dan yang mengkritik itupun mempunyai rekam jejak. Rekam jejak yang mungkin membentuk mindset dan memberi motivasi untuk adanya kritik dan mengkritik, menulis dan membaca. Atau semua itu sekedar pengaruh budaya politik identitas..

Mindset, saya pahami sebagai pola piker termasuk isinya,yang sudah mewujut ter struktur yang dimiliki seserorang karena pengalamannya sebelumnya jauh maupun dekat. Motivasi saya pahami sebagai daya dorong seseorang untuk mengambil sikap, berbicara maupun bertindak. 

Rekam jejak adalah Pengalaman dari orang yang direkam, sedangkan bagi perekam rekam jejak dikaksudkan menjadi bukti atau sekedar ilustrasi tentang nilai yang mau disematkan pada yang direkam. 

Mindset yang punya perspektif masa lalu dan motivasi yang menempel pada perbuatan orang menjadi unsur penting dalam memahami Rekam jejak. Rekam jejak sendiri adalah catatan pengalaman dengan perspektif waktu.

Seorang novelis Perancis Anais Nin (1903-1973), menulis : "The past, present, and future mingle and pull us backward, forward us or fix us in the present. We are made up of layers, cells, constellations." Masa lalu, masa kini, masa depan membuat kita ini campur aduk, didorong kebelakang, kedepan, atau dibenamkan dikekinian. Kita dibuat sebagai peletak dasar, unsur dan kerangka bangunan itu. 

Lebih gila lagi penulis puisi Argentina ini, Jorge Luis Borges 1899-1986,mengatakan: "Waktu, Sungai, Singa, Api dan diriku. Katakan aku ini dibuat dari bahan yang namanya waktu. Waktu itu katakan seperti sungai yang  mau menghanyutkanku, tetapi aku itulah sungai itu sendiri. Katakan waktu itu singa yang menelan diriku, tetapi aku itu singa itu sendiri. Katakan waktu itu api yang mau makan habis diriku, tetapi aku itulah api itu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline