Lihat ke Halaman Asli

Ketika Kami Terjebak di Hutan

Diperbarui: 24 November 2018   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku adalah seorang pemandu wisata yang baru saja memulai bisnis di sebuah wilayah timur Indonesia. Hari ini, tugasku adalah membawa mereka hiking ke hutan konservasi yang berjarak kurang lebih 35 Km dari penginapan di kota dengan minibus tua. Minibus yang aku tumpangi terdiri dari 8 orang yaitu : Fred (78 tahun), Anggi (21 tahun), kanaya (19 tahun), lukman (40 tahun), prita (35 tahun), kevin (8 tahun), her (50 tahun), dan aku.

Sepulang rombongan dari hutan konservasi pada pukul 17.00, minibus mulai beranjak kembali ke penginapan. Pada kilometer keempat, minibus mogok. Ternyata terjadi gangguan mesin yang disinyalir disebabkan oleh bocornya air radiator sehingga mobil menjadi overheat. Perjalanan hingga menuju penginapan masih berjarak 31 Km lagi.

Saat itu jam menunjukkan pukul 17:30. Posisi kami belum benar-benar keluar dari hutan. Senja datang, hewan siang bersiap tidur dan hewan malam siap keluar mencari mangsa. Kampung terdekat yang penghuninya bisa dimintai bantuan masih berjarak 6 Km lagi di depan dengan medan tempuh yang cukup berbahaya karena ada lokasi yang bersinggungan dengan jurang. Kembali berjalan kaki ke pondok di pintu hutan konservasi pun artinya sama dengan kembali masuk ke bagian hutan yang lebih gelap. Dengan kondisi sinyal terbatas dan baterai ponsel yang tersisa 27%, aku mencari bantuan dengan mengontak rekan-rekanku di kota dekat penginapan. Salah satunya menyanggupi untuk menjemput dengan membawa mobil sedan berkapasitas angkut 4 orang sekali jalan. Karena jalanan menuju situ ada yang rusak, maka mobil akan tiba paling cepat dalam 2 jam 15 menit.

Selain itu, aku mengontak lagi rumah penjaga di pintu hutan konservasi. Penjaganya memiliki sebuah motor yang dapat menjemput orang satu persatu untuk sementara diinapkan di pondok tersebut. Sekali jalan bolak-balik (rumah-lokasi-rumah), motor tersebut membutuhkan waktu 30 menit. Saat aku sedang mengontak rekanku untuk meminta bantuan, aku melihat fred izin ke rombongan untuk masuk ke bagian dalam hutan yang rimbun untuk BAB. Setelah selesai mengontak rekan-rekanku, aku memberitahu bahwa akan ada bantuan yang datang.

Aku : "Perhatian-perhatian! Kawan-kawan, bisa merapat sebentar ? ada informasi yang ingin saya sampaikan." Ucapku dengan keras.

Prita : "Ada apa pak?." Tanya prita sambil memegang tangan anaknya yaitu kevin.

Aku : "Alhamdulillah kita dapat bantuan. Kita akan di jemput oleh sebuah motor dan mobil sedan berkapasitas 4 orang. Kemungkinan motor akan sampai sebentar lagi disini namun, perkiraan tiba untuk mobil sedan sekitar 2 jam 15 menit."

Kanaya : "Lalu siapa orang yang akan menaiki motor nanti pak?" Tanya kanaya, wajahnya terlihat ketakutan, kanaya memegang ponsel milik lukman yang ia gunakan untuk menyalakan senter dari ponsel.

Aku : "Baiklah kita harus mendiskusikan ini bersama-sama, ada yang punya usul?."

Kanaya : "Pak, saya tidak mau disini lama-lama, saya takut gelap pak, biarkan saya yang naik motor pertama." Ucap kanaya sambil menangis.

Kevin : "Huaaaa.... ibu... kevin takut bu, kevin gak mau disini lama-lama, kevin mau cepet pulang." Kevin pun menangis karena ketakutan sambil memegang tangan orangtuanya yaitu lukman dan prita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline