Lihat ke Halaman Asli

Aspiansyah Tibyan

Catatan harian dari penyangga IKN Nusantara.

Catatan Harian dari Penyangga IKN Nusantara Ke-5

Diperbarui: 6 Juli 2022   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

catatan harian penyangga ikn nusantara | sumber gambar: canva

Adzan shalat Subuh berkumandang beberapa detik setelah saya menyelesaikan tilawah. Saya pun menunggangi sepeda listrik kesayangan menuju masjid untuk shalat Subuh berjama'ah. Cuma butuh waktu 2 menit menujunya. Sepulang dari masjid, saya berganti pakaian olahraga. Jogging 15 menit di taman dekat rumah sudah cukup membuat saya merasa sehat dan bahagia. Aktifitas selanjutnya adalah mandi, lalu sarapan, dan berganti pakaian dengan pakaian kerja.

Lalu apakah saya pergi ke kantor tempat di mana saya bekerja? Tidak. Karena secara default, tempat kerja saya biasanya adalah di ruangan khusus di dalam rumah saya sendiri. Ya. Saya kerja di kantor pemerintahan yang menerapkan sistem Work From Anywhere (WFA).

Namun demikian, ketika dibutuhkan untuk datang ke kantor, kapan pun itu, saya siap dengan cepat datang. Mengapa? Karena jarak dari rumah saya dengan kantor hanya butuh 5 menit dengan menggunakan sepeda listrik kesayangan.

Jangan dikira kerja dari rumah membuat saya bisa berleha -- leha. Justru dengan sistem WFA, saya harus melaporkan progress harian yang sudah menjadi target organisasi.

WFA membuat saya lebih fleksibel dalam bekerja. Dan membuat saya lebih bisa mengharmoniskan antara dunia kerja -- keluarga -- masyarakat -- dan kehidupan pribadi.

Saya menikmati semua ini. Sangat menikmati. Apalagi dengan kondisi lingkungan yang zero emission ini. Ada kebiasaan yang senantiasa saya lakukan sebelum sepeda listrik kesayangan yang saya tunggangi meluncur, yaitu saya memejamkan mata sejenak sambil menghirup dalam -- dalam udara segar dan harum khas suasana hutan Kalimantan di Kota Nusantara ini.

Namun ada yang aneh dengan udara yang saya hirup hari ini. Udara yang saya hirup dalam -- dalam, saat ini beraromakan kopi khas buatan isteri. Lalu saya pun terbangun dari mimpi indah itu, sambil mengucek mata dan menyaksikan ada secangkir kopi hitam sudah siap untuk aku seruput.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline