Lihat ke Halaman Asli

Asnaura

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Semangat Anak-anak Marginal dalam Menuntut Ilmu

Diperbarui: 22 Desember 2022   14:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pembelajaran anak-anak marginal di Sekolah Bersama Jati Padang

Pada perkembangan saat ini pendidikan sangatlah penting bagi manusia. Namun, pendidikan di Indonesia belum merata semestinya karena masih banyak kaum marginal yang memiliki semangat meraih pendidikan namun terhalang oleh keadaannya.

Sekolah bersama merupakan sebuah komunitas yang bergerak di bidang pendidikan anak-anak yang kurang mampu atau kaum marginal di Jati Padang, Ragunan dan Kebagusan, Jakarta Selatan.

Ketua Komunitas Sekolah Bersama, Tobagus Hasnuddin menjelaskan bahwa awal komunitas ini terbentuk dari sekumpulan mahasiswa yang ada di lingkungan Jabodetabek yang memiliki motivasi ataupun masa depan untuk dunia pendidikan dan merencanakan untuk membuat suatu komunitas karena memang lingkungan pendidikan itu jarang di daerah lapak pemulung.

"Sekitar 2014 mulai terbentuk komunitas sekolah bersama, namun di pertengahan 2015 sudah mulai vakum karena volunteer dikomunitas itu sudah memulai kesibukan masing-masing. Tetapi para senior yang ada di komunitas sekolah bersama ini membentuk suatu Lembaga Yayasan Indonesia hijau agar komunitas ini legal dan ada payung hukumnya," ungkapnya saat diwawancarai di Sekolah Bersama Jati Padang, Minggu (11/12).

Proses perjalanan Sekolah bersama mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat sekitar karena program-program dari sekolah bersama dianggap bermanfaat dan membantu warga sekitar. Seperti binaan sekolah paket, jumat berbagi, event, dan liburan untuk anak-anak. Hal tersebut menjadi program rutin yang diadakan oleh sekolah bersama.

Kegiatan belajar Sekolah bersama di lakukan pada setiap hari minggu, dalam proses pembelajaran yang dilakukan sama seperti pembelajaran di sekolah pada umumnya. Namun, untuk materi yang diberikan lebih fokus kepada pengetahuan umum, seperti pengetahuan agama, sosial, alam dan yang lainnya.

Anak-anak yang belajar di Sekolah Bersama ini semuanya sudah sekolah formal dan terdapat beberapa anak yang sudah mengejar sekolah paket. Kegiatan belajar yang dilakukan di Sekolah bersama ini menurut anak-anak adalah seperti les atau belajar tambahan di luar sekolah.

Kelas dalam Sekolah Bersama ini juga di bagi berdasarkan kemampuan mereka. Terdapat kelas kecil, sedang dan besar. Kelas kecil untuk anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis, kelas sedang untuk anak-anak yang sudah bisa membaca dan menulis, berusia 6-10 tahun. Sedangkan kelas besar untuk anak-anak yang berusia 12-15 tahun.

Pengajar Sekolah Bersama, Mutiara mengatakan bahwa ia telah mengajar di Sekolah bersama selama satu tahun dan merasakan bagaimana mengajar anak-anak marginal yang memiliki semangat tinggi dalam belajar.

"Mereka benar-benar semangat saat melakukan pembelajar di Sekolah Bersama. Mereka dalam belajar aktif, menyuarakan pendapat mereka, jika mereka bingung mereka bertanya. Tidak sedikit juga anak-anak yang meminta pelajaran tambahan di luar jam belajar Sekolah Bersama," ungkap Mutiara, Rabu (15/12).

Mutiara menambahkan bahwa sebagai pengajar juga harus membangun hubungan yang baik antara pengajar dengan murid. Jika sudah terbangun hubungan yang baik ini membuat suasana kelas menjadi aktif dan suasana seperti ini membuat anak-anak jadi aktif, menyuarakan pendapat, meningkatkan minat dan semangat dalam melakukan pembelajaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline