Lihat ke Halaman Asli

Berkat Juno Kita Bisa Melihat Kumpulan Badai Topan

Diperbarui: 21 Juli 2018   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(urban75.net)

Setelah berkelana selama lima tahun dan hampir 1.8 miliar mil, pesawat angkasa luar NASA, Juno, mengumumkan ketibaannya di Yupiter dengan sinyal radio sederhana: bunyi bip selama tiga detik.

Bunyi bip yang telah lama dinanti-nantikan ini juga menandai akhir dari pembakaran mesin selama 35 menit untuk melambatkan pesawat itu dan ditangkap oleh gravitasi Yupiter.

"Ketika itu selesai, ada banyak perayaan," kata Rick Nybakken, manajer proyek Juno, "berarti kita berada di orbit mengitari Yupiter, dan itu sangat keren."

Misi Juno adalah menjelajahi enigma di bawah awan-puncak Yupiter. Seberapa jauhnya badai Great Red Spot yang telah berputar-putar selama berabad-abad di bawah sana? Apa yang ada di dalam planet terbesar di tata surya itu?

Juno akan menjadi pesawat pertama yang mengorbit Yupiter setelah lebih dari sepuluh tahun. Penjelajah robotik NASA sebelumnya, Galileo, menghabiskan delapan tahun di sana dan mengirim gambar-gambar yang menakjubkan dari planet itu serta banyak bulannya. Ia mengungkapkan ciri-ciri seperti samudra besar di bawah keras es dari bulan Eropa, yang sekarang dianggap sebagai tempat yang paling menjanjikan untuk mencari kehidupan di tempat lain tata surya.

Kali ini, fokusnya adalah Yupiter sendiri, dan terutama apa yang tidak bisa dilihat di bawah pita-pita awannya yang aneka warna.

Berkat Juno

Berkat Juno, satelit pertama yang berhasil mendekati Yupiter itulah, kita bisa melihat dari dekat kumpulan badai topan yang mengamuk di atmosfer planet raksasa tersebut.

Berbeda dengan Bumi yang didominasi warna biru, jika kita menatap Yupiter, kita akan melihat warna merah dan putih, serta pola garis dan bercak. Tapi, kedua kutubnya berwarna biru tua dan dipenuhi topan - sebagian berukuran sebesar Amerika Serikat.

Juno menunjukkan bahwa liukan topan ini berupa konfigurasi geometri, dengan beberapa badai yang mengelilingi sebuah bentuk spiral di bagian pusat. Di utara, badai-badai disusun dalam bentuk oktagon. Di selatan, bentuknya sebuah pentagon.

Dijabarkan di jurnal Nature, di dalam setiap kelompok, badai-badai cenderung berpencar atau berpindah, tapi mereka tidak pernah menghilang, dan kelompok badai berbentuk poligon tersebut tidak ditemukan di planet lain di tata surya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline