Lihat ke Halaman Asli

Arya DewaNugroho

Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Ketahanan Energi Universitas Pertahanan

Membangun Pertahanan yang Tangguh Melalui Kebijakan Minimum Essential Force (MEF)

Diperbarui: 27 Agustus 2023   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesawat Tempur Rafale Buatan Perancis Yang Dibeli Oleh Kemhan Sumber; Kompas.com


Kebijakan Minimum Essential Force (MEF) telah menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat pertahanan negara. Analisis yang mendalam tentang dampak kebijakan ini terhadap pertahanan negara, baik dari segi militer maupun nirmiliter, memberikan wawasan yang berharga bagi upaya menjaga kedaulatan dan keamanan negara.

Dalam konteks militer, MEF membawa dampak signifikan melalui peningkatan kemampuan tempur dan pemodernan perlengkapan. Modernisasi alat-alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI memberikan negara kemampuan yang lebih tangguh dalam menghadapi ancaman militer. Peralatan modern ini memungkinkan TNI untuk beroperasi lebih efektif dan taktis, sehingga dapat merespons dengan cepat dan efisien dalam situasi konflik.

Dampak MEF tidak terbatas pada dimensi militer saja. Dalam ranah nirmiliter, kebijakan ini juga berkontribusi dalam membangun citra dan kepercayaan negara di mata dunia internasional. Kesiapan negara dalam menghadapi berbagai ancaman, baik yang bersifat militer maupun nirmiliter, menjadi pesan kuat bahwa negara memiliki kapasitas yang kuat dalam menjaga stabilitas dan perdamaian. Kebijakan MEF turut berperan dalam mengukuhkan diplomasi negara dan memberikan fondasi yang lebih stabil dalam hubungan internasional.

Namun, dalam pelaksanaannya, MEF juga menghadapi tantangan nyata. Salah satu tantangan utama adalah alokasi anggaran yang memadai. Upaya modernisasi pertahanan memerlukan investasi besar, yang memerlukan pengaturan anggaran yang cermat. Selain itu, diperlukan pengembangan sumber daya manusia yang sesuai dengan peralatan baru agar dapat mengoperasikannya dengan efektif.

Dalam konteks adaptasi terhadap perkembangan situasi, kebijakan MEF menunjukkan fleksibilitas yang kritis. Penyesuaian target MEF dari 100 persen menjadi 70 persen pada akhir tahun 2024, seperti yang tercantum dalam Tahap III MEF 2019-2024, adalah langkah taktis dalam menghadapi permasalahan yang dinamis. Langkah ini merespon dampak pandemi COVID-19 dengan memangkas anggaran dengan tetap mengutamakan keselamatan rakyat dikala pandemi. Meskipun rencana pembangunan dapat berubah, tetapi komitmen terhadap pertahanan dan keamanan tetap menjadi poin penting dalam strategi nasional. 

Dalam kerangka rencana pembangunan nasional, seperti Peraturan Presiden (PP) Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, terlihat tekad pemerintah untuk menghadapi berbagai ancaman melalui pemenuhan target MEF. 

Meskipun demikian, adaptasi seperti penyesuaian target MEF menjadi 70 persen pada akhir tahun 2024, adalah langkah yang bijak dan responsif terhadap dinamika global, terutama yang dihadapi akibat pandemi COVID-19. Pada akhirnya, dukungan pemerintah terhadap pertahanan tetap konsisten, dengan pengakuan atas perubahan prioritas yang tetap berlandaskan pada prinsip keselamatan dan keamanan rakyat.

Secara keseluruhan, MEF merupakan langkah adaptif yang krusial dalam menjaga keamanan negara dari ancaman militer dan nirmiliter. Melalui pemodernan pertahanan, peningkatan kemampuan tempur, dan peningkatan citra internasional, MEF memberikan dampak positif yang signifikan dalam mendukung pertahanan nasional. Dengan menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kebutuhan pertahanan, MEF membawa manfaat yang substansial dalam menjaga keamanan, stabilitas, dan kedaulatan negara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline