Lihat ke Halaman Asli

Pengalaman Magang UNNES Prigel Mahasiswa TI di Departemen Sales: Lebih dari Sekedar Kode dan Algoritma

Diperbarui: 9 Juli 2025   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Foto: Sean Pollock/ Unsplash 

Sebagai mahasiswa Teknik Informatika, dunia saya sehari-hari akrab dengan bahasa pemrograman, struktur data, dan algoritma. Namun, melalui program Magang UNNES Prigel (Magang Mandiri), saya mendapatkan kesempatan unik untuk menyelami dunia yang berbeda: departemen Sales Support di sebuah perusahaan distributor alat berat terkemuka di Indonesia. Pertanyaan awal saya sederhana, "Apa yang bisa dilakukan seorang anak IT di tengah riuhnya proses penjualan?" Ternyata, jawabannya jauh lebih dalam dari yang saya bayangkan.

Beradaptasi dengan Ritme Dunia Korporat

Minggu-minggu pertama adalah proses adaptasi yang intens. Saya yang terbiasa berpikir dalam kerangka logika sistem, kini harus belajar memahami alur proses bisnis yang dinamis. Di sinilah saya pertama kali berinteraksi secara mendalam dengan sebuah sistem Enterprise Resource Planning (ERP) ternama, yang menjadi jantung operasional perusahaan. Ini bukan sekadar teori di kelas; ini adalah sistem raksasa yang mengelola data dari penawaran harga, pesanan pelanggan, hingga persiapan pengiriman. Belajar menavigasi dan memanfaatkan sistem ini untuk tugas sehari-hari adalah tantangan sekaligus pembelajaran pertama saya.

Pelajaran Berharga di Balik Tugas Administratif

Meskipun tugas saya lebih banyak bersifat administratif—seperti membuat laporan harian, membantu pengelolaan data, dan menyiapkan dokumen pendukung penjualan—ada tiga pelajaran penting yang saya petik:

1. Data Adalah Denyut Nadi Bisnis. Saya belajar bahwa setiap angka dan huruf yang saya input atau laporkan memiliki makna. Sebuah laporan status pesanan pelanggan, misalnya, bukan hanya sekumpulan data, melainkan informasi krusial yang digunakan tim penjualan untuk mengambil langkah selanjutnya. Saya menjadi saksi betapa pentingnya akurasi dan integritas data. Kesalahan kecil dalam satu laporan dapat memengaruhi keputusan tim dan alur kerja secara keseluruhan.

2. Teknologi adalah ‘Jembatan’, Bukan Sekadar ‘Alat’. Dari pengalaman ini, saya tidak lagi melihat sistem ERP hanya sebagai perangkat lunak, tetapi sebagai tulang punggung yang memastikan seluruh proses bisnis berjalan dengan lancar dan terintegrasi. Saya jadi paham bahwa tujuan utama teknologi dalam dunia korporat adalah untuk menjadi ‘jembatan’ yang menghubungkan berbagai departemen dan menyederhanakan proses yang kompleks. Ini memberikan saya perspektif baru sebagai calon praktisi IT: solusi teknologi terbaik adalah yang paling mampu menjawab kebutuhan bisnis.

3. Soft Skills adalah Kunci Profesionalisme. Momen paling berkesan adalah saat bekerja sama dengan tim di periode sibuk akhir bulan. Di sinilah pelajaran tentang komunikasi yang efektif, manajemen waktu, dan ketenangan di bawah tekanan benar-benar diuji. Saya belajar bagaimana tim yang solid saling mendukung untuk mencapai target bersama. Pengalaman ini tidak akan pernah saya dapatkan hanya dari ruang kelas.

Penutup: Sebuah Refleksi

Magang di departemen yang tampaknya "non-IT" justru memberikan saya pemahaman yang lebih komprehensif. Saya belajar bahwa menjadi seorang profesional IT di masa depan bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang kemampuan memahami proses bisnis, berkolaborasi dalam tim, dan menggunakan teknologi untuk memberikan nilai tambah.

Pengalaman ini adalah bukti bahwa pembelajaran bisa datang dari mana saja. Saya sangat berterima kasih kepada Universitas Negeri Semarang atas program Magang Prigel, dan tentunya kepada seluruh tim di perusahaan tempat saya magang atas bimbingan dan kesempatan yang tak ternilai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline