Lihat ke Halaman Asli

ARIF ROHMAN SALEH

TERVERIFIKASI

SSM

Jakob Oetama dan Dahlan Iskan: Dunia Pers dan Karier Politik

Diperbarui: 10 September 2020   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : kompas.com dan jpnn.com. Penggabungan: kreasi pribadi.

Jakob Oetama dan Dahlan Iskan. Dua tokoh pers nasional. Di dunia pers, mereka merangkak dan mampu berdiri tegak. Bahkan usaha pers yang dikembangkan mampu menggurita.

Kompas Gramedia (KG) dan Jawa Pos News Network (JPNN) adalah dua konglomerasi media besar di Indonesia yang lahir dari figur jurnalis. Perusahaan yang awalnya hanya bergerak di bidang media massa, bertransformasi menjadi konglomerasi bisnis media di tanah air.

Dua tokoh pers ini pernah terjun ke dunia politik. Jakob Oetama pernah duduk sebagai Anggota DPR Utusan Golongan Pers. Sedangkan Dahlan Iskan pernah duduk sebagai Dirut PLN dan Menteri BUMN. Menarik dikupas, bagaimana sepak terjang mereka di dunia pers dan politik. 

Lahir di Magelang, 27 September 1931, Jakob Oetama dikenal sebagai salah satu pendiri Surat Kabar Kompas. Pernah menjabat sebagai Presiden Direktur Kelompok Kompas Gramedia (KKG).

Dahlan Iskan, Lahir di Magetan, 17 Agustus 1951. Tanggal lahir yang unik. Asal comot untuk lebih mudah diingat karena bertepatan dengan tanggal Kemerdekaan Indonesia. Orang tuanya sendiri lupa tanggal lahirnya.

Membesarkan Dunia Pers

Jakob Oetama.  Karir di dunia pers diawali sebagai redaktur Mingguan Penabur Jakarta. Tahun 1963 bersama Petrus Kanisius Ojong (P. K. Ojong) mendirikan majalah bulanan Intisari. Tanggal 28 Juni 1965, masih bersama P. K. Ojong mendirikan harian Kompas.

Duo jurnalis ini tidak hanya puas bergerak di jurnalistik. Mereka mendirikan kelompok usaha Kompas Gramedia (KG). Jakob Oetama bertanggung jawab atas editorial sedangkan P. K. Ojong bertanggung jawab atas bisnis.

Pada awalnya, Kompas Gramedia hanya bergerak di bisnis media massa. Seiring waktu, bisnisnya merambah publishing, retailer, pendidikan, properti, termasuk hotel dan real estate.

Tahun 1980, P. K. Ojong meninggal dunia. Kendali Kompas Gramedia praktis dijalankan hanya oleh Jakob Oetama. Meninggalnya P. K. Ojong dirasakan sebagai masa yang cukup sulit. Karena Jakob Oetama merasa tidak begitu paham tentang bisnis.

Jaman berputar, di bawah kendali tangan dingin Jakob Oetama, Kompas Gramedia semakin menggurita ke berbagai sektor bisnis.  Dengan kepemilikan surat kabar nasional, 27 koran daerah, 48 majalah, 3 tabloid, 7 penerbit buku, 12 stasiun radio, 10 jaringan stasiun televisi, dan beberapa macam media online, KG menjadi salah satu konglomerasi media terbesar di Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline