Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Soal PSBB dan Lockdown, Jokowi Lebih Taktis dari Presiden Turki, Erdogan

Diperbarui: 9 April 2020   13:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) dan Presiden Indonesia Joko Widodo menggelar jumpa pers besama, usai pembicaraan di Ankara, Turki, Kamis (6/7/2017).Foto : (ANADOLU) - Kompas.com

Tekanan di Turki terus meluas kepada  Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Banyak pihak yang berharap agar Erdogan untuk segera menerapkan lockdown untuk mengendalikan penyebaran virus Corona.

Tekanan itu seiring dengan jumlah kasus dimana Turki sejauh ini mencatat 38.226 kasus positif virus Corona dan 812 kematian menurut worldodometer (9/4/2020).  Wajar sekali,  karena sebagai bagian dari Eropa, warga Turki bisa saja panik, Spanyol dan Italia saja sudah porak-poranda dan bisa menyebar kemana-mana.

Akan tetapi, Erdogan bersikukuh untuk tidak memilih lockdown sebagai langkah taktis yang harus dilakukannya, sama seperti yang diamil oleh Presiden Jokowi di Indonesia.

Meski serupa dalam pengambilan keputusan, kedua pemimpin yang pernah saling menyapa dengan "my brother" ini,  sebenarnya masih berbeda khususnya dalam pelaksanaan pembatasan aktivitas.

Baca Juga : Mengapa Erdogan Tidak Menerapkan Lockdown di Turki? 

Satu hal yang sama adalah soal alasan di balik tidak diterapkannya lockdown di masing-masing negara. Di Turki, salah satu alasan terkuat Erdogan untuk mempertahankan situasi tanpa lockdown adalah karena Erdogan ingin menjaga roda perekonomian di Turki terus berputar.

"Turki berkewajiban untuk terus memproduksi dan menjaga roda (ekonomi) terus berputar dalam keadaan apapun," tegas Erdogan.

Seberapa penting ini? Jika kita perhatikan, Erdogan bukannya tidak awas terhadap bahaya Covid-19, hanya Erdogan berusaha menjaga agar jangan terjadi dampak lebih besar dalam arti, kesehatan dan ekonomi bisa ambruk sekalian, ketika dia keliru mengambil keputusan.

Soal ekonomi ini, Erdogan seperti  ingin menjaga agar pemulihan Turki secara ekonomi karena resesi yang dipicu oleh krisis mata uang 2018 tetap berjalan. Erdogan mengatakan perlu untuk mempertahankan  untuk mempertahankan pasokan barang-barang pokok dan mendukung ekspor. 

"Turki adalah negara yang perlu melanjutkan produksi dan menjaga roda berputar di bawah semua kondisi dan keadaan." kata Erdogan dalam rapat bersama kabinet.

Keputusan  yang sama sepertinya juga diambil oleh Jokowi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline