Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Puru Kambera dan Sebuah Kesenangan Sederhana

Diperbarui: 30 April 2018   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dorongan untuk meninggalkan rutinitas dan kebiasaan harian sebagai seorang pekerja sesekali dirasakan oleh saya. Meninggalkan itu bagi beberapa orang dirasakan sebagai pelarian, tetapi bagi saya terkadang pelarian yang dimaksudkan bertujuan untuk mencari Kesenangan sederhana. Sebuah kesenangan untuk mendapati sebuat  tempat untuk merenung, tempat untuk mendapatkan energi baru, sebuah tempat untuk mengembalikan makna hidup ke tempatnya semula. Kesenangan sederhana di Puru Kambera.

************

Hari masih pagi di Waingapu, tetapi saya dan beberapa teman mulai menyiapkan diri untuk pergi ke Puru Kambera, sebuah pantai eksotis di tanah Humba atau Sumba. Bukan saja makanan kecil dan minuman tetapi juga kain bermotif Sumba, salah satu ciri khas yang sayang jika terlewatkan ketika kami akan berfoto di tanah ini.

"Bagaimana dengan kendaraan?" tanya saya. "Sudah ada, punyanya kaka Makhlon" sahut Umbu Ferdy, seorang teman yang memang berdomisili di Sumba Timur.

Jarak sekitar 25 Km dari Ibu Kota Kabupaten Sumba Timur ini ke Puru Kambera memang tak terlampau jauh, tetapi pilihan untuk berjalan kaki sekaligus mengharapkan kendaraan umum ke sana bukan sebuah pilihan masuk akal. Kita perlu menggunakan kendaraan pribadi atau menyewanya.

Padang Savana Puru Kambera I Dokpri

"Berapa lama perjalanan" tanya saya lagi. " Kira-kira satu jam" ujar Umbu lagi.

Tak berapa lama kemudian kami sudah di dalam mobil, melaju ke Puru Kambera. Waktu sejam itu tidak terasa lama karena kami memanfaatkan waktu untuk bercerita tentang banyak hal. Termasuk membicarakan tentang pesona wisata di Sumba Timur yang tak pernah habis, muncul satu persatu.

Termasuk tentang bagaimana pesona wisata di Kabupaten kecil di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini berhasil dipromosikan melalui sebuah film berjudul Pendekar Tongkat Emas yang disutradarai oleh Mira Lesmana. Salah satunya juga bukit Wairinding, yang sempat saya tulis melalui tulisan berjudul Pesona Bukit Wairinding, Umbu Aga dan Kesadaran Kita

" Nah itu dia pantainya" tunjuk Umbu ke kejauhan setelah mobil kami mulai menuruni bukit. Masih sekitar 5-6 Km lagi. Dari kejauhan, pantai itu memang terlihat indah dengan jejeran Pohon Cemaran yang tersusun rapi.

Berfoto dengan Kain adat Sumba yang unik I Dokpri

"Di depan kita akan berhenti, ada juga padang Savana yang juga indah, 2 Km sebelum pantai" ujar Umbu lagi.

Benar saja, tak lama kemudian kita sampai di padangg Savana yang dimaksudkan. Padang itu cukup luas dengan rumput dan pohon-pohon yang mulai menghjau. Dari kejauhan pohon dan rumput itu seperti berbincang ramah dengan langit dan laut yang biru. Sedangkan awan putih seperti menari ikut riang. Ah, indah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline