Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Jajang Mulyana dan Cerita Mengenai "Versatile Player"

Diperbarui: 8 Februari 2018   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jajang Mulyana dari Striker menjadi Bek I Sumber Illustrasi : Bolasport

"Ditempatkan sebagai bek, saya menjadi tahu bagaimana cara membaca pergerakan striker lawan. Begitu pun saat saya bermain sebagai striker," tutur Jajang Mulyana mencoba menghibur dirinya ketika diplot oleh pelatih pelatih Bhayangkara FC, Simon Mcmenemy sebagai bek tengah menggantikan Otavio Dutra yang dibekap cedera saat Liga 1, Juli tahun lalu.

"Dari striker ke bek sama saja pergerakannya. Jadi, bagaimana saya pintar-pintar membaca permainan lawan," tambah Jajang saat itu.

Posisi bek tengah tentu adalah sebuah perubahan drastis yang diterima oleh Jajang Mulyana.  Jajang lebih lekat dengan posisi striker sejak membela Pelita Jaya pada Divisi Utama Liga Indonesia 2007. Jajang yang sebelumnya bertugas untuk membobol gawang, sekarang ditugaskan untuk menjaga gawang dari kebobolan dengan menghentikan pergerakan striker lawan.

Banyak yang menyamakan perubahan drastis Jajang dari striker ke bek ini dengan eks bek Persib Bandung, Nova Arianto. Nova Arianto mengawali karirnya sebagai striker dan akhirnya dikenal sebagai seorang bek tengah, dan kebetulan sebagai bek tengah, Nova juga cukup produktif mencetak gol. 

Pada laga Piala Presiden 2018 bersama Bhayangkara FC, Jajang masih tetap dipasang sebagai seorang bek tengah oleh Simon Mcmenemy. Kehilangan Spasovic ke Bali United, Jajang masih "belum" dipercaya menjadi seorang striker kembali. Pasti ada alasannya, dan mungkin saja alasannya sama ketika pelatih timnas pada Pra-Olimpiade 2000 Sydney, Bernard Schumm yang memasang Nova Arianto di belakang. Schumm menganggap Nova Arianto terlalu lambat untuk menjadi juru gedor.

Perpindahan posisi dari Jajang dan Nova Arianto ini membuat kedua pemain ini dianggap sebagai pemain multi-posisi atau pemain yang dapat bermain lebih dari satu posisi. Di sepak bola modern, dikenal sebagai Versatile Player. Meski jika kita amati lebih lanjut, dalam kasus Jajang dan Nova, mereka tidak bisa serta merta disebut sebagai Versatile Player.

Versatile Player kelas Dunia

Sebenarnya pemain multi talenta ini secara khusus dibutuhkan oleh pelatih ketika ingin mengganti formasi timnya di tengah pertandingan tanpa perlu untuk memasukkan pemain pengganti lainnya. Meskipun tak banyak tetapi kita dapat mengenal beberapa Versatile Player dunia, yang fasih memainkan posisinya.

Contohnya, David Alaba di Bayern Muenchen. David Alaba sebelumnya terkenal sebagai seorang wing back kiri yang hebat, namun di ketika Pep Guardiola menangani Bayern, David Alaba dapat berubah sebagai seorang bek tengah yang tangguh.

David Alaba, Versatile player kelas dunia I Sumber illustrasi : thesportster

Pep Guardiola mungkin adalah salah satu pelatih terkemuka yang dapat mengenalkan Versatile player ini dengan jelas. Di tangannya pula, Phillip Lahm yang sudah multi posisi karena dapat bermain sebagai bek kanan maupun kiri dibuat menjadi gelandang bertahan yang hebat. Jika kita mengingatnya, jika Barcelona memiliki Busquets, maka di tangan Pep, Busquet-nya Bayern ada di dalam diri Lahm.

Selain kedua pemain itu, ada pula, Wayne Rooney yang cakap bermain sebagai striker tunggal, second striker ataupun gelandang bertahan saat masih di Manchester United. Ada juga Juan Cuadrado (Juventus) yang dapat bermain sebagai serang penyerang sayap dan juga wing back yang tangguh. Di Chelsea, David Luiz khusus dibeli karena alasan ini. David Luiz dapat menjadi bek tengah sekaligus gelandang dengan kemampuan membaca permainan dan mengumpan yang sangat  baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline