Lihat ke Halaman Asli

Maafkan Aku Tuhan

Diperbarui: 21 Agustus 2022   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku berdiri di lorong-lorong kecil di tengah malam yang sunyi
Menunggu rezeki tak kunjung datang

Berpindah lagi ke tempat yang berbeda mengemis rezeki
Menunggu bapa yang berkantong tebal!

Bila malam ini tak dapat
Esoknya kucari lagi
Begitulah pekerjaanku setiap hari

Andai saja aku seperti mereka
Duduk di belakang meja, kursi berputar
Tanpa mencari rezeki
Rezeki datang dengan sendirinya

Namun apa dikata
Itu hanyalah mimpi
Mimpi yang tak mungkin terwujud

Bagi mereka yang melihatku berdiri di lorong-lorong kecil, seperti sampah!
Sampah yang tak mungkin didaur ulang

"Maafkan aku Tuhan
Tubuh yang indah ini ku gadaikan demi selembar kertas"
Selembar kertas demi makanku sehari.

Dasi bermerek
Duduk di ruangan ber-AC
Namun korupsi
Merampas yang bukan haknya

Apa bedanya aku dengan mereka?

Bailengit, 21 Agustus 2022

Arnol Goleo

Baca juga:

Puisi pilihan: Membunuhku Tanpa
                         Menyentuh




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline