Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Menanti Sang Mentari

Diperbarui: 9 Februari 2019   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sudah tiga jam aku duduk di sini
Di balai bambu
Menghadapkan wajah
ke arah mentari terbit
Angin pagi berembus
menggerakkan pucuk daun padi
Datang mempersembahkan hawa dingin
ke tubuhku yang dibalut baju tipis
Andai tak ada secangkir kopi hitam hangat,
Aku sudah menggigil lalu membeku

Sudah tiga jam aku duduk di sini
Bertahan menanti sang mentari
Yang kulihat hanya gumpalan awan hitam
Menari-nari di cakrawala
Di bawahnya ada barisan butir-butir hujan, kadang deras kadang gerimis
Tempiasnya jatuh di atas tembok tua milik balai pertanian
Lalu menyentuhku

Hati dan pikiran sudah mufakat:
Aku tak akan beranjak sedikitpun
Sebelum melihat sinar indahmu
Aku tak akan berangkat ke kota Daeng
Sebelum merasakan hangat sinarmu

(Catatan langit, 9 Februari 2019)
Di Kaki Bukit Tamarunang Kab. Gowa




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline