Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Infeksi Lambung Sungguh Menyiksa

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sudah dua hari ini penulis merasakan yang namanya syndrome mual. Sehari yang lalu penulis berobat kesebuah klinik yang ada di kota penulis. Kbetulan dokter yang praktek disana memberikan sebuah obat kunyah yang rasanya seperti permen mint. Setelah mengonsumsi obat tersebut rasa nyeri dan mual pada perut penulis luamyan bisa reda. Malamnya ternyata gejala mual dan nyeri di perut semakin menjadi. Kondisi yang demikian diperparah dengan tingginya suhu tubuh penulis. Di rumah penulis sudah memiliki obat pereda panas tubuh. Penulis juga mengonsumsi obat pereda panas. Suhu tuhu waktu diukur dengan termometer mencapai 38 derajat celcius. Perut penulis juga digosok dengan minyak kayu putih sehingga perut menjadi hangat. Pukul 03.00 wita penulis kembali mengonsumsi obat perde panas. Obat ini cukup hebat untuk meredakan panas. Suhu penulis kembali turun menjadi 37 derajat celcius.

Paginya hari ini suhu tubuh penulis tetap berkisar 37 derajat celcius. Padahal suhu manusia normal adalah 36 derajat celcius. Penulis kembali berinisiatif untuk ke klinik supaya diberikan obat setelah diperikasa secara intensif. Dokter menyarankan agar penulis diambil darahnya dilabolatorium. Usai diambil darah oleh petugas medis hasilnya harus ditunggu selama tiga jam. Dokter juga membrikan dua buat obat untuk meredam rasa mual dan perih pada perut penulis. Dokter tidak memberikan obat antibiotic sebelum penulis diketahui hasil labolatorium. Tapi dokter menduga bahwa penulis terkena radang lambung. Beberapa hari yang lalu penulis memangmengonsumsi makanan yang berbumbu dan pedas. Mungkin ini yang memicu gejala mual dan nyeri di perut penulis. Semoa saja hasil labolatorium tidak menunjukan gejala yang berbahaya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline