Lihat ke Halaman Asli

Moch. Ariyanto

Pembelajar yang santun

Waspada, Tak Sengaja Kita Lakukan Body Shaming "Terselubung"

Diperbarui: 28 Mei 2022   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Freepik.com

Pernakah anda mendengar celetukan-celetukan yang berkonotasi negatif saat sedang nongkrong bersama teman-teman anda.??

Ya.. Pasti anda pernah bahkan sering menjumpai hal tersebut. Atau malah anda sendiri yang mengeluarkan celetukan negatif tersebut.  Hehehe.

Biasanya celetukan tersebut keluar untuk mencairkan suasana, mengundang gelak tawa, atau memang sengaja untuk menghina.
Celetukan negatif banyak sekali macamnya. mulai dari kata-kata jorok, kata kasar sampai kata celaan. Namun yang akan kita bahas disini adalah kata celaan yang berkaitan kondisi fisik atau badan seseorang. Anak remaja sekarang menyebutnya 'Body Shaming', lalu sebenarnya apa sih body shaming itu.?
Body shaming merupakan perilaku mengkritik, mengomentari atau mempermalukan seseorang dengan ejekan negatif tentang bentuk tubuh seseorang. Contohnya adalah penyebutan kurus, gendut, pendek, pesek dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kondisi fisik.
Terkadang tanpa kita sadari dengan perkataan spontan saja kita sudah melakukan body shaming terdahap orang lain, itu yang dinamakan body shaming terselubung.  Sedangkan setiap orang memiliki kekuatan mental yang berbeda-beda, ada yang kebal terhadap celaan dan menganggapnya sebagai hal biasa, namun ada juga orang yang mudah tersinggung sampai-sampai memasukkannya dalam hati.

Ilustrasi sederhana tentang body shaming terselubung adalah sebagai berikut :

Ella, Ayu dan Tomi mereka teman sekantor, Ella dan Ayu adalah dua orang yang sama-sama memiliki berat badan berlebih (gemuk). Sepulang kerja Tomi menjumpai Ella dan Ayu berboncengan. Seketika Tomi nyeletuk "Hmmm, Kasihan motornya, hati2 bannya meletus loh...".

Sepintas perkataan Tomi seperti candaan belaka, akan tetapi disitu terselubung body shaming.

....

Sebagai pekerja lapangan (ngurir), saya pun sering menjadi korban body shaming, dengan badan yang tidak tinggi alias pendek dan tubuh yang tidak gemuk alias kurus. Tidak jarang customer berkomentar. 

"Sekarang yang nganter paket ganti Sampean (sapaan 'kamu' dalam bahasa Jawa) ya mas.!!, dulu kok mas-mas pakek sepeda X, orangnya dempal, tinggi besar". 

Ada juga tetangga customer yang nyeletuk 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline