Lihat ke Halaman Asli

Ariyani Na

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga

Ahok dan Pohon Harapan di Sumatera Utara

Diperbarui: 8 Maret 2017   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto milik teman saya : Taufik Teenady

Di Berastagi Sumatera Utara, tepatnya di Taman Alam Lumbini terdapat sebuah Pagoda emas tertinggi di Indonesia yang merupakan replika Pagoda Shwedagon yang ada di Burma. Untuk masuk ke dalamnya, kita harus melepas alas kaki dan menyimpannya dengan rapi di tempat yang telah disediakan.

Selain menjadi objek wisata, Pagoda ini merupakan tempat suci dan menjadi tempat ibadah umat Budha, sehingga bagi wanita yang mengenakan celana pendek wajib memakan kain penutup dan bagi pengunjung beragama Budha dapat melakukan sembahyang.

Seperti yang saya temukan di vihara Sampokong Semarang, di dalam Pagoda tersebut juga terdapat pohon tiruan bunga Meihua, yaitu bunga kecil-kecil berwarna merah muda dengan kombinasi putih, yang melambangkan harapan, keuletan, kebahagiaan dan kesejahteraan.

Pohon Harapan - dokumen pribadi

Namun yang menarik dan berbeda dengan di Vihara lainnya, pohon tiruan bunga Meihua ini dijadikan sebagai pohon harapan. Di pohon tersebut tergantung secarik kertas bertuliskan.

“Ini adalah POHON HARAPAN, dapatkan kartu yang belum diisi, tulis harapan anda, gantungkan di dahan pohon, baca salah satu harapan orang lain, dan harapkan itu terjadi.”

Dokumen Pribadi

Yang perlu digarisbawahi adalah kalimat, baca salah satu harapan orang lain dan harapkan itu terjadi, yang artinya mengajak pengunjung untuk mendoakan orang lain dan tidak fokus pada diri sendiri.

Dokumen Pribadi

Ada banyak kartu bertuliskan harapan tergantung di dahan pohon harapan, dan umumnya menuliskan harapan yang hampir sama, yaitu mendoakan keluarga, segera mendapatkan jodoh, kemudahan rejeki, kesehatan, kesembuhan atas suatu penyakit, kebahagiaan dan harapan baik lainnya. Diantara sekian banyak kartu berisi harapan, ada beberapa kartu yang isinya menarik perhatian saya, diantaranya:

“Semoga Eben Five Situmorang Makin baik, sama sayang samaku. Amin.”

Membaca harapan tersebut yang terlintas dipikiran saya adalah seorang remaja perempuan yang sedang jatuh cinta.

“Ya Tuhanku, Tolong bantu aku menjualkan ladangku.”

Saya yakin penulisnya sedang putus asa dan sangat membutuhkan uang hasil penjualan ladangnya namun tidak kunjung mendapatkan pembelinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline