Lihat ke Halaman Asli

Ariya Hadi Paula

Penulis adalah Fiksionis, jurnalis independen dan kolomnis sosial humaniora.

Penangguhan Waktu

Diperbarui: 6 September 2023   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gumam takbir terucap pelan dari satu per satu  jama'ah di surau.

Padahal sang imam masih belum selesai zikir ba'da isya.

Ruang pun segera khusyu menggemuruhkan  kebesaran Illahi Rabbi.

Sendu mata berkaca  dari jama'ah yang tersisa.

Merapal sang imam memimpin takbir kemenangan.

Ruang pun syahdu dipenuhi gemuruh pujian penghambaan.

Namun,

yang ku dapati jauh dari kemenangan.

Sesal dan serapah mengutuki diri,

yang lalai dan terlena kepada obsesi duniawi.

Hampa dan nelangsa buah penyesalan diri,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline