Lihat ke Halaman Asli

Aris Heru Utomo

TERVERIFIKASI

Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Alhamdulillah, Indonesia Kembali Menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB

Diperbarui: 9 Juni 2018   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: voaindonesia.com)

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi tidak dapat menahan haru dan langsung merapatkan kedua tangan dihadapan wajahnya sebagai tanda syukur setelah Presiden Majelis Umum PBB Miroslav Lacjak mengumumkan perolehan 144 suara untuk Indonesia dari total 190 negara anggota PBB.

Dengan perolehan 144 suara, Indonesia dipastikan akan menduduki kursi anggota tidak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) periode 1 Januari 2019-Desember 2020 mewakili Asia Pasifik. Indonesia akan menjadi anggota DK PBB bersama-sama dengan Jerman, Belgia, Afrika Selatan dan Republik Dominika yang mewakili berbagai kawasan lainnya.

Dibandingkan keempat negara lainnya yang terpilih tanpa persaingan berarti dan masing-masing meraih lebih dari 180 suara, Indonesia terpilih setelah melalui persaingan ketat dengan Maldives, sebuah negara kepulauan kecil di Samudera Hinda dan sebelumnya tidak pernah menjadi anggota tidak tetap DK PBB.

Meski Maldives hanya sebuah negara kecil, sejak awal pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB, Menlu Retno selalu menekankan kepada para Diplomat Indonesia di seluruh dunia untuk tidak memandang remeh pencalonan Maldives sebagai pesaing Indonesia. Hal tersebut terbukti dari perolehan 46 suara dukungan bagi pencalonan Maldives untuk duduk di kursi anggota tidak tetap DK PBB.

Konsistensi Indonesia untuk tidak memandang remeh pencalonan Maldives terus dilakukan hingga saat-saat akhir pemilihan. Untuk memastikan dukungan terhadap Indonesia, seperti terbaca dari cuitan Menlu Retno di akun twitternya, delegasi Indonesia yang dipimpin langsung oleh Menlu Retno terus memaksimalkan waktu untuk melakukan pertemuan dan lobi intensif dengan berbagai Wakil Tetap negara-negara PBB di Markas PBB di New York.

Kerja keras hingga akhir / Foto dari akun twitter Menlu Retno

Tujuan pertemuan dan lobi intensif adalah untuk memastikan kembali dukungan negara-negara PBB terhadap pencalonan Indonesia hingga detik-detik terakhir. Bukan rahasia lagi bahwa dalam suatu proses pemungutan suara yang berlangsung tertutup dan rahasia, tidak tertutup kemungkinan akan terjadinya perubahan di bilik suara.

Menyambut terpilihnya kembali Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB, Menlu Retno menyampaikan rasa syukurnya atas amanah dan pengakuan masyarakat internasional kepada Indonesia. Terpilihnya Indonesia merupakan hasil kerja keras seluruh komponen bangsa dan para Diplomat Indonesia.  

Adapun terkait dengan rencana kerja Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB, Menlu Retno dihadapan wartawan mengemukakan bahwa Indonesia akan bekerja di DK PBB untuk mempromosikan upaya memelihara dan membangun perdamaian, pencegahan konflik dan Tujuan Perlindungan Lingkungan dan Pembangunan PBB 2030.

Selain itu Indonesia akan memprioritaskan upaya untuk memerangi terorisme dan radikalisasi melalui pengembangan suatu pendekatan global yang menyeluruh guna menjawab akar permasalahan yang dihadapi.

Kursi DK PBB sendiri merupakan kursi bergengsi dengan kekuasaan yang besar di tangannya. Kursi DK PBB ini hanya dapat diduduki oleh 15 negara anggota yaitu lima kursi tetap yang diduduki AS, Rusia, Inggris, Perancis dan China. Sisanya sebanyak 10 kursi untuk 10 negara dipilih oleh Majelis Umum PBB untuk masa jabatan selama dua tahun dimana 5 negara dipilih setiap tahunnya.

Bagi banyak negara, memenangkan pemilihan kursi DK PBB bisa dianggap sebagai suatu puncak pencapaian diplomasi. Dengan menjadi anggota tidak tetap DK PBB maka suatu negara akan memiliki suara yang kuat terkait isu-isu keamanan dan perdamaian internasional yang terjadi di berbagai belahan dunia, mulai dari konflik Syria, Yemen, Sudah Selatan, nuklir Korea Utara ataupun serangan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok ekstrim seperti ISIS dan Al Qaida.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline