Lihat ke Halaman Asli

Arip Senjaya

Dosen, pengarang, peneliti

Perempuan, Bunga, dan Kesempurnaan

Diperbarui: 2 Januari 2023   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Mayer: https://www.nytimes.com/2022/12/04/books/bernadette-mayer-dead.html

Kemarin itu, November 2022, penyair Bernadette Mayer meninggal, dan begitu banyak cerita tentang dia seakan-akan baris puisinya there's more knowledge in flowers itu tentang dirinya juga. Memang rupanya perempuan di Amerika pun dilukiskan sebagai bunga, paling tidak perempuan dan bunga itu bersahabat dalam versi Mayer. Dia bilang flowers don't abuse women, dan laki-laki tidak sekadar merusak bunga-bunga, tapi seluruh tanaman dan perempuan. Ini dikatakannya dalam puisi "Alternating lunes".

Ada yang bilang perempuan dekat dengan urusan dapur. Di Amerika juga begitu. Mayer melukiskan hubungan perempuan begitu intim dengan wortel, kentang, jamur, juga jahe. Tapi perempuan dan negara, dan protes, dan keriuhan lainnya, menurut dia tak lebih dari menghadapi kata-kata sekelas kacang polong.

Lebih baik di dapur mungkin daripada harus berkencan dengan dokter gigi atau bertemu dengan siapa saja yang menurutnya tidak masuk akal. Waktu mungkin berjalan mundur, Pak! Kata dia dalam puisi yang sama, mengkritik cara berpikir laki-laki. Sedangkan di dapur, seperti di dalam puisi, dia bisa mengaum, bahkan bisa melesat seperti jet. Puisi bagi dia adalah mesin kecil yang perkasa. Puisi berisi suara-suara dapur perlawanan.

Anda yang pernah belajar konsep stream-of-consciousness tentu tidak aneh dengan nama Mayer, dan itulah memang yang menjadi kunci penulisan puisi-puisinya. Performer John Giorno juga novelis Kathy Acker adalah dua di antara begitu banyak orang ternama yang belajar langsung kepada Mayer. Dalam sejarah gerakan seni avant-garde Amerika nama Mayer selalu jadi tokoh utama memang.

Mungkin yang paling penting dicatat oleh para penyair mapan dan khususnya para penyair pemula adalah semangat Mayer dalam hal menolak puisi. Puisi tidak mungkin jadi kecuali ia dapat menolak kesempurnaannya.

Jangan-jangan Anda sedang membuat puisi yang mengejar-ngejar kesempurnaan! []




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline