Lihat ke Halaman Asli

Totto-chan: Pengemasan Apik Sebuah Pendidikan

Diperbarui: 21 April 2019   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pyreneeseberghond.info

"Dia yakin, setiap anak dilahirkan dengan watak yang baik, yang dengan mudah bisa dirusak karena lingkungan mereka atau karena pengaruh buruk orang dewasa. Mr. Kobayashi berusaha menemukan "watak baik" setiap anak dan mengembangkannya, agar anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa dengan kepribadian yang khas"

Totto-chan: gadis cilik di jendela karya Tetsuko Kuroyanagi. Novel yang diterbitkan pada tahun 1982 di Jepang merupakan novel yang dibuat berdasarkan pengalaman pribadi yang dialami oleh Teksuko mengenai sekolah semasa kecilnya yang dikepalai oleh Sosaku Kobayashi.  Ada banyak penerapan metode-metode dan nila pendidikan yang menarik untuk diulas:

Tatanan awal sebuah pembelajaran

"yang paling aneh dari sekolah ini adalah pembelajarannya"

Apa bayangan teman-teman ketika pertama kali ketika mulai memasuki sekolah dasar? Mungkin pernah terbesit pikiran: pembelajaran yang asyik sekaligus tempat belajar yang menarik. Buku ini membuka pandangan kita betapa pentingnya 2 hal tersebut. Meninggalkan konsep kelas yang hanya sebatas "ruangan kelas" menjadi sesuatu lain yang unik tanpa meninggalkan fungsinya. 

Gerbong kereta misalnya. Bagaimana pendapat anak SD jika melihat kelas mereka bukanlah bangunan kotak membosankan, namun sebuah gerbong kereta sunggguhan? Atau hal yang lain, sebuah pembelajaran yang asyik. Jam pelajaran dan mata pelajaran biasanya tertara rapi dan terjadwal. Namun, hal itu tidak terjadi pada sekolah di buku ini. 

Setiap siswanya dapat memilih sesuka hatinya pelajaran yang ingin mereka pelajari. Tentunya mata pelajaran tersebut telah terdapat pada jadwal kelasnya. Ada yang memulai pelajaran dengan matematika, menggambar, menulis, dan lain sebagainya. Metode pembelajaran ini membuat para guru bisa mengamati bidang apa yang diminati siswanya, termasuk cara berfikir dan karakter mereka. Ini merupakan cara ideal bagi para guru untuk benar-benar mengenal siswanya. 

Selanjutnya bagi siswa, memulai hari dengan mempelajari sesuatu yang paling mereka sukai sungguh menyenangkan. Fakta bahwa mereka punya waktu seharian untuk mempelajari materi-materi yang tidak mereka sukai, menunjukkan bahwa entah bagaimana mereka bisa bertahan menghadapi pelajaran-pelajaran itu. 

Para siswa juga dapat berkonsultasi dengan gurunya atau guru yang mendatangi siswanya dan menjelaskan setiap hal sampai anak tersebut benar-benar mengerti. Sehingga secara garis besar Mr. Kobayashi ingin menjadikan sekolahnya menerapkan belajar yang bebas dan mandiri.

Sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline