Lihat ke Halaman Asli

Implementasi Kurikulum Merdeka di SD: Kendala Mengatasi Kurangnya Kewenangan Pendidik dalam Inovasi Komputerisasi

Diperbarui: 12 Januari 2024   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh Arina Fatwasrie

Pelatihan merupakan komponen penting dalam kemajuan suatu negara. Pada masa globalisasi ini, pemerintah Indonesia menjawab unsur kemajuan instruktif dengan merencanakan program Otonomi Pendidikan. Namun demikian, seiring dengan setiap perubahan yang signifikan, pelaksanaan rencana pendidikan ini tidak lepas dari berbagai kesulitan, khususnya pada tingkat sekolah dasar (SD). Salah satu kesulitan yang muncul dalam melaksanakan program Pendidikan Gratis di sekolah dasar adalah tidak adanya otoritas pendidik terhadap inovasi komputer. Informasi persepsi menunjukkan bahwa sebagian besar pendidik mengalami kendala dalam mewujudkan kantor inovasi berbasis komputer. Mayoritas guru yang ditanyai mengenai kesulitan yang dihadapi mengakui bahwa kendala utama adalah kurangnya pemahaman dan keterampilan dalam penggunaan teknologi digital. Pertanyaan yang muncul adalah, upaya apa yang dilakukan sekolah untuk mengatasi ujian ini? Dampak dari pertemuan dan persepsi menunjukkan bahwa sekolah telah menemukan beberapa cara utama untuk lebih mengembangkan pemahaman dan kemampuan inovasi terkomputerisasi para pendidik.:

1. Kepala Sekolah Mengawal Pelaksanaan Kurikulum Merdeka

Dalam pengawasan penerapan kurikulum mandiri, peran kepala sekolah sangat penting. Mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga penilaian, kepala sekolah secara efektif dikaitkan dengan pengumpul Sistem Fungsional Sekolah (KOSP) untuk menjamin pelaksanaan program pendidikan berjalan dengan baik..

2. Pelaksanaan Bimtek Kurikulum

Untuk memperluas pemahaman guru dalam menafsirkan pendidikan otonom dan dominasi inovasi maju, sekolah memberikan Bimbingan Khusus (Bimtek) yang berbeda. Pendidik dipersilakan untuk mengambil bagian dalam persiapan yang mengingat pemanfaatan inovasi komputer untuk pengalaman pendidikan.

3. Pembelajaran Diferensiasi

Pendidik sudah sepatutnya membina Ukuran Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) sebagai alat bantu dalam menciptakan pembelajaran terpisah. Pendekatan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa, serta meningkatkan kemampuan pendidik dalam mengoordinasikan inovasi komputer dalam pembelajaran.

4. Proyek P5 Setiap Sabtu

            Setiap hari Sabtu, setiap guru wajib menyiapkan proyek P5---Proyek Pembelajaran Penelitian Pendidikan Produktif---dalam upaya mendorong kreativitas dan pemanfaatan teknologi digital dalam pendidikan. Upaya ini memasukkan pemanfaatan inovasi maju sebagai salah satu bagian utama.

Permasalahan yang Teridentifikasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline