Lihat ke Halaman Asli

Arif Ulumando

Mahasiswa pinggir jalan

Senja dalam Kepercayaan

Diperbarui: 22 Mei 2022   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Senjaku, kamu begitu indah di mata yang penuh kaca saat menyaksikan engkau pergi meninggalkan sajak-sajak rindu, dengan seseorang yang tidak mampu didefiniskan, saya semakin heran ketika mendengarkan orang-orang yang lebih paham tentang bagaimana mencintai-Nya. Di tahap penentuan, sekarang berdamailah dengan kenyataan bahwa dalam do'amu selalu meminta agar selalu di pertemukan dengan orang yang bisa mencintaimu dengan apa adanya.

Kaulah yang mampu mengobati diriku, tapi pada saat yang bersamaan, kaulah sumber penyakitku! Kau adalah anggur di dalam cangkirku yang sebenarnya bukan milikku, kau adalah mahkota yang dibuat untukku, tapi justru berada di kening orang lain. Benar, kau adalah hartaku, namun kau berada di tangan sosok asing, untuk dinikmatinya, sementara aku hanyalah pengemis miskin yang terluka oleh ular yang menjagamu.

  Semakin terbelit masalah, kita akan menjauh dari seseorang yang tidak mampu membuat kita semakin kuat, sehingga lebih memilih untuk membahagiakan dirimu sendiri dari kehancuran yang kamu rasakan, kamu menangis karena takut kehilangan orang yang bisap diberi kepercayaan untuk membahagiakan dirimu. 

Jikalau yang kamu rasakan saat ini tidak ada unsur yang harus percaya bahwa semua ini proses, menjadikanmu dewasa dalam hidup, tapi kenapa selalu keluar batas, mungkin kamu lupa kalau ada satu hal yang sangat fundamental dalam menghadapi mereka dengan cara yang paling anda senangi, dan bahkan akan ada cita-cita yang kamu inginkan dalam do'amu yang kamu minta kepadaNYA agar selalu di indahkan. 

#penyair ulung 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline