Lihat ke Halaman Asli

Arifin Indra Sulistyanto

Pemerhati * Narasumber * Konsultan * Advisor * Assessor * Ilustrator

Tragedi VOC: Berdiri , Berjaya, Bangkrut, dan Bubar (1602-1799)

Diperbarui: 22 Mei 2022   01:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benteng Amsterdam di Ambon yang direbut VOC dari tangan bangsa Portugis (Photo koleksi pribadi)

Bagian 2

Pengantar

Nama VOC dan jejak peninggalan sepak terjangnya di abad 17 masih dapat dilacak hingga sampai hari ini di penjuru Nusantara. Sayangnya tulisan dan sejarah VOC lebih banyak tersedia di luar negeri dibanding di dalam negeri. Tulisan singkat ini mencoba melengkapi pengetahuan kita terhadap kolonialisasi Belanda termasuk didalamnya episode VOC.

Episode VOC (1602-1799)

Pada tahun 1600 M, bangsa Inggris mendirikan Serikat Dagang dengan nama East Indian Company di London. Dua tahun kemudian, VOC lahir di Amsterdam pada tahun 1602 M, dua tahun lebih lambat dibandingkan EIC. Ratu Kerajaan Inggris saat itu tercatat telah berkirim surat kepada Sultan Aceh untuk melakukan hubungan perdagangan dan dijawab dengan positip.

Kontras dengan diplomasi bangsa Inggris yang mulus dengan Sultan Aceh, bangsa Belanda mengalami pertikaian. Pada tahun 1599 M, Cornelis de Houtman terbunuh di Aceh oleh Laksamana Hayati. Dengan adanya insiden itu , maka pada tahun 1602 M, bangsa Belanda mencoba memperbaiki kembali kontak dagang dengan Pangeran Jayakarta, dari Kesultanan Banten. Keberhasilan diplomasi tersebut ditandai dengan persetujuan pendirian benteng VOC pada tahun 1611 M.

Pada tahun 1618, pertikaian bangsa Inggris dengan bangsa Belanda tidak terelakkan. Pasukan VOC dibawah pimpinan Jan Peter Coen (JPC) kocar-kacir keluar benteng VOC dan terpaksa berlayar melarikan diri ke Ambon. Dengan kekuatan yang ada, pasukan VOC mampu mengalahkan bangsa Portugis (yang bekerjasama dengan Sultan Ternate) dengan menyerang dan merebut beberapa benteng Portugis di Ambon. Pasukan VOC kemudian melakukan konsolidasi di Ambon sambil mengumpulkan perbekalan untuk kembali menyerang bangsa Inggris dan Kesultanan Banten.

Pada tahun 1619 M, pasukan VOC dipimpin oleh JPC menyerang dan berhasil merebut kembali benteng VOC yang dikuasai bangsa Inggris di Jayakarta. Selanjutnya VOC mendirikan kota baru dengan nama Batavia (terinspirasi suku Batavii, nenek moyang bangsa Belanda) yang berhasil mengeringkan rawa-rawa di negeri asalnya. Batavia dijadikan markas besar VOC di daerah dekat Sungai Ciliwung, bekas daerah Kesultanan Banten.

Sebagai pimpinan VOC, JPC punya nafsu memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. JPC mendirikan 3 buah pangkalan VOC yaitu di Batavia (Jayakarta), di Ambon dan di Banda. Pada tahun 1621 M, VOC melakukan pembantaian genosida di Pulau Bandaneira terhadap para Orang Kaya Banda, Pemuka Agama dan Tokoh Masyarakat. Para algojo adalah pegawai VOC yang berasal dari Jepang menggunakan samurai. Mayat para korban dimasukkan kedalam sumur depan benteng Nasau. Taktik VOC terus berlanjut, pada tahun 1626 M seluruh tanaman di Kepulauan Banda diganti paksa dengan cengkeh dan pala untuk keperluan ekspor.

Kembali ke sejarah pendiriannya, VOC adalah hasil penggabungan 4 perusahaan Brabanse Compagnie, Compagnie van Verre, Compagnie van De Moucheron dan Veerse Compagnie.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline