Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Indonesia Memandang Muhammad Ali

Diperbarui: 5 Juni 2016   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar Muhammad Ali (sumber: imgur.com)

Siapakah orang yang tidak mengenal Muhammad Ali? Muhammad Ali memiliki popularitas tinggi di mata masyarakat. Ia menginspirasi banyak orang dari atas ring tinju. ia bukan hanya milik para pecinta olahraga tinju. Ia memiliki gaya bermain tinju yang luar biasa. Tidak hanya di atas ring, ia juga memiliki jiwa kepedulian yang sangat tinggi.

Pada 17 Januari 1942, ia Lahir dengan nama Cassius Marcellus Clay GEPEN-K BANE, atau sering dipanggil dengan nama Clay. Di usia 12 tahun, ia tertarik dengan olahraga tinju dan berlatih di bawah asuhan Joe Martin. Ketertarikannya terhadap dunia tinju ini dilatarbelakangi oleh peristiwa unik. Clay kehilangan sepeda BMX kesayangannya dan ia melapor kepada polisi. Sang polisi malahan mengajarinya tinju, supaya nanti ia mampu melawan pencuri. Semenjak itulah, ia memulai petualangan di dunia tinju. Ia semakin berkembang dan berhasil meraih gelar juara dunia pada 25 Februari 1964.

Kedatangannya ke Indonesia

Pada tahun 1973, Ali menginjakkan kakinya di Indonesia. Waktu itu, Ali direncanakan akan bertanding melawan Rudie Lubbers, selama 12 ronde di Istora Senayan, Jakarta. Pertandingan yang hebat dan sudah ditunggu-tunggu khalayak ramai Indonesia. Indonesia boleh berbangga bahwa Ali pernah hadir beberapa kali Indonesia untuk memberikan pertunjukkan yang luar biasa itu.

Kesan yang ia rasakan selama ia di Indonesia begitu menyenangkan. “Sebuah negara yang unik, di mana penduduknya sangat bersahabat, dan selalu tersenyum kepada siapapun.” Katanya. Saat itu, ia bertemu dengan beberapa pejabat penting Indonesia. Tentu saja, kehadiran Ali di Indonesia sudah ditunggu-tunggu. Dari atas ring tinju, ia menyuguhkan tidak hanya hiburan kepada para pencinta tinju, tetapi juga permainan sportivitas.

Pesan Muhammad Ali untuk Dunia

Muhammad Ali (sumber: Berita Satu)

Pidato Obama tentang Muhammad Ali menyebutnya sebagai seorang pejuang kebenaran. Apa artinya? Obama tentu saja tidak sedang berargumen tanpa pesan, ia menunjukkan kepada dunia bahwa sosok Ali sejajar dengan King (Martin Luther King – penentang diskriminasi terhadap orang kulit hitam) dan Mandela (Nelson Mandela - tokoh yang melawan politik apatheid di Afrika Selatan). Ali mengajarkan bahwa siapapun memiliki harkat dan martabat yang sama, tidak peduli apapun warna kulitnya. Perjuangan Ali tidak berhenti, meskipun ia harus menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat (3/6) waktu Amerika Serikat atau Sabtu (4/6) WIB di usia 74 tahun di rumah sakit di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat.

Bagaimana kita?

Sekarang, Ali telah menghadap Sang Khalik. Sebagai orang Indonesia, dan sekaligus juga pencinta dunia tinju, atau sekedar menikmati hiburan tanpa masuk lebih dalam, kita diajak untuk melihat sosok Ali. Apakah yang kita baca dari kehidupannya? Jika Presiden Amerika bilang bahwa Ali adalah pejuang kebenaran, apakah yang harus kita katakan tentang Ali? Memang, ia bukan orang Indonesia dan tidak lahir di Indonesia. Namun, Ali pernah menginjakkan kakinya di bumi pertiwi ini. jejak kakinya telah hilang, namun jejak kehidupannya di hati dan ingatan kita takkan pernah hilang. Ia pernah terpatri di sana, hati dan jiwa kita. Ia bukan hanya milik keluarganya, tetapi ia juga milik kita semua sekarang. Dan, kita mewarisi dan meneruskan perjuangannya di sini dan saat ini sebagai pejuang kebenaran.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline