Dengan di bangun nya Water Front City di sepanjang sisi kiri dan kanan sungai Kapuas Kecil di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, maka kota dipinggir sungai ini terlihat lebih cantik dan menarik.
Sore hari kita dapat menikmati panorama lalu lalang kendaraan air yang dulunya merupakan urat nadi ekonomi masyarakat Pontianak, sebelum dibangun nya jembatan penghubung Kapuas satu dan Landak, menjadikan Pontianak Timur, Pontianak Utara, dan Pontianak Kota, menjadi satu. Saya masih ingat pada tahun 1981 bapak Presiden Suharto hadir meresmikan lintasan dua jembatan itu.
Seiring berjalan nya waktu, hampir 40 tahun kemudian, penataan pinggir Kapuas baru rampung sekitar dua tahun yang lalu.
Pertanyaannya, apakah masyarakat sekitar pinggiran merasakan dampaknya? Dampak secara ekonomi khususnya.
Pembangunan ideal adalah ketika sesuatu dibangun dengan dana yang cukup besar, harusnya memberikan dampak secara positif kepada masyarakat sekitar tempat dimana bangunan infrastruktur itu berada. Dibangunnya jembatan panjang di pinggiran Kapuas, dengan konstruksi tiang pancang beton permanen, memang indah dipandang. Cantik dilihat. Elok di rasa.
Persoalannya, bangunan ini tidak memberikan efek positif secara ekonomi bagi masyarakat tradisional yang bermukim di sepanjang tepian Kapuas.
Berangkat dari pemikiran itu, dalam hal ini kami mencoba mengajak semua pihak untuk membuka mata , melihat dengan jernih dan hati yang lapang.
# Potensi Wisata Pontianak Timur
1. Kawasan kota tua Pontianak Timur,
Memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata. Daerah ini adalah kota asal. Kota dimana hutan pertama kali di tebang. Dan Pontianak yang dulu nya rimba belantara dibuka menjadi suatu perkampungan awal. bukti sejarah itu masih ada berdiri tegak berupa Masjid Sultan Abdurrahman dan Istana kadriah, yang merupakan Istana terbesar di wilayah Kalimantan Barat. Dan hari dimana pertama kali Abdurrahman beserta rombongan nya membuka hutan, ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Pontianak, 23 Oktober 1771. (lihat Referensinya)