Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Pedih

Diperbarui: 3 Maret 2024   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilistrasi pixabay.com

Kadang aku berpikir dan merenung. Mengapa ada pedih hati? Mengapa lara terasa menggerogoti hati? Mengapa rasanya perih. 

Bagaimana jika ternyata semua demi kebaikan? Kebaikan yang diawali rasa perih mendalam. Seolah luka pun semkin bertambah besar. Bernanah. Sungguh pedih.

Begitulah hati yang terluka. Begitulah jiwa yang melara. Meski putaran waktu terus melaju. Terus saja berputar seiring suka dan duka kehidupan. Perjalanan itu tak bisa terhenti. 

Aku menanyakan ini pada diri yang sedang merasa pedih. Apa yang sanggup kau buat untuk mengalahkan rasa ini? Bagaimana membuat pedih ini terlupa di ujung sana?

Meninggalkannya bukan pilihan tepat. Membalutnya juga tak selalu merupakan cara yang tepat. Kadang, hidup bersamanya sambil terus melangkah adalah pilihan terberat namun harus. 

Bukankah ini sebuah perjalanan? Tak mungkin diakhiri hanya dengan luka semata. Pedih biarkan belalu seiring waktu.

....

Written by Ari Budiyanti

#PuisiHatiAriBudiyanti

3 Maret 2024

2-2.756




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline