Lihat ke Halaman Asli

Mbah Ukik

TERVERIFIKASI

Jajah desa milang kori.

Surau Bambu di Situs Petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya, Bantul

Diperbarui: 4 Oktober 2022   03:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumen pribadi.

Menemukan surau atau orang Jawa jadul menyebutnya langgar yang terbuat dari gedhek atau anyaman bambu dengan tiang kayu di persawahan atau ladang adalah hal biasa. Atau menemukan di jalur pendakian.

Biasanya tiangnya dari bambu dengan atap genteng gerabah, seng, atau asbes gelombang, bahkan jerami atau blarak. Ukurannya pun antara 2 x 3 m saja.

Bentuknya mirip lumbung atau gubuk  penyimpan padi pada masa lalu, di mana lantainya tidak menyentuh tanah.

Dulu gampang menemukan surau atau langgar di perkampungan, pedukuhan, atau pun perdesaan. 

Tanda panggilan sholat sebelum azan biasanya berupa kentongan titir dari bambu atau kayu yang dipukul-pukul. Ada juga berupa bedug kecil.

Kentong titir. | Foto: Dokumen pribadi.

Foto: Dokumen pribadi.

Foto: Dokumen pribadi.

Perkembangan jaman surau atau langgar menjadi musholla berdinding tembok, lantai keramik, atapnya pun beranekaragam. Kentongan sudah tidak dipakai lagi. Sedang bedug ada yang masih memakai tetapi ada juga yang  diperkeras dengan sound sistem.

Sekitar seminggu yang lalu, penulis melihat surau bertiang kayu, berdinding gedhek, dan beratap genteng gerabah. Surau ini berada di salah satu halaman rumah penduduk di Desa Mangir, Bantul. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline