Lihat ke Halaman Asli

D. Wibhyanto

TERVERIFIKASI

Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Jika Anak Songong, Orangtua Bisa Berbuat Apa?

Diperbarui: 28 Januari 2024   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak (vadimguzhva via kompas.com)

Jika Anak Songong, Orangtua Bisa Berbuat Apa?

Sikap songong merupakan perilaku atau sikap seseorang yang cenderung sombong, merasa diri lebih unggul, tinggi hati, congkak, jumawa atau menunjukkan sikap tengil, serta superioritas terhadap orang lain.

Dalam perspektif psikologi, jika seorang anak memiliki sikap songong atau jumawa, biasanya dia memiliki pandangan yang tinggi terhadap diri sendiri dan cenderung meremehkan atau kurang menghargai orang lain. Sikap ini dapat muncul dalam berbagai situasi, seperti di lingkungan sekolah, keluarga, teman-teman, atau tempat kerja, dan di ruang publik.

Secara khusus, jika sikap songong ini terjadi pada anak, dan ini repotnya, jika sikap itu telah menjadi kebiasaan dan bagian dari karakter diri si anak, hal ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi si anak dan juga pada lingkungan sosial. Sebutlah beberapa dampak negatif itu, di antaranya:

Pengurangan Hubungan Sosial

Sikap songong dapat membuat orang sulit diterima dalam kelompok sosial. Anak yang terlalu angkuh atau merasa diri berlebihan lebih unggul dari yang lain, berpotensi mengalami kesulitan dalam membangun dan memelihara relasi interpersonal yang sehat.

Isolasi Diri

Anak dengan sikap songong cenderung menciptakan jarak antara dirinya dan orang lain. Si anak mungkin cenderung menjauhkan diri dari kelompok atau aktivitas sosial, karena merasa bahwa dia  berada derajatnya di atas orang lain.

Ketidaknyamanan dalam Tim atau Kolaborasi

Di lingkungan kerja atau kelompok pun, sikap songong dapat menyulitkan kolaborasi dan kerjasama. Misalnya, orang atau anak yang merasa diri lebih unggul dari orang lain, akan cenderung kurang bersedia untuk mendengarkan ide atau pendapat orang lain, berakibat dia menghambat kemajuan tim atau proyek yang tengah dikerjakan bersama.

Kesulitan Belajar dari Pengalaman

Sikap songong, tengil atau rasa jumawa seringkali dapat menghambat kemampuan seseorang untuk belajar dari pengalaman dan menerima umpan balik. 

Orang yang merasa sudah tahu segalanya atau lebih baik dari orang lain, cenderung kurang terbuka terhadap perbaikan diri. Dia berada seperti kata pepatah “seekor katak dalam tempurung”.

Ketidaksetaraan dalam Hubungan Pribadi

Dalam hubungan pribadi, sikap songong juga dapat menciptakan ketidaksetaraan dan ketidakseimbangan kekuatan. Hal ini dapat merugikan hubungan tersebut karena satu pihak merasa lebih berharga atau lebih berkompeten dibanding pihak yang lain.

Kurangnya Empati

Orang atau anak yang memiliki sikap songong, umumnya kurang memiliki empati terhadap perasaan dan pengalaman orang lain. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpekaan terhadap kebutuhan dan perasaan orang di sekitarnya. Orang songong tidak paham dan tidak punya apa yang disebut empati sosial dan kepekaan sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline