Lihat ke Halaman Asli

Aqil Aziz

Suka makan buah

Cerpen | Angka Tiga Belas

Diperbarui: 25 Juni 2018   07:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi (maxpixel.net)

Sudah lama si Dodi memimpikan sepeda motor. Hitung-hitung dengan mengandalkan tabungan, masih terlalu lama untuk mewujudkannya. Bisa sampai genap 4 tahun. Padahal motor itu akan dipakai untuk menembak sang pacar, yang sudah ngebet untuk minta jalan-jalan dengan motor baru. Setiap hari ia memikirkan motor dan pacarnya. Namun kali ini harapan itu, sepertinya akan terwujud dengan momen jalan sehat, hadiah utama sepeda motor.

Ia mencari tahu informasi untuk mendapatkan kupon jalan sehat. Setelah bertanya ke sana ke mari. Ia ditunjukkan oleh tukang becak di sebuah perumahan elit, bekas dipakai warung internet. Di situ ia melihat banner besar informasi seputar jalan sehat yang dilaksanakan minggu depan. Ia tersenyum senang. Kemudian masuk kantor.

"Syaratnya apa mbk untuk bisa mendapatkan kupon?" tanya Dodi kepada cewek cantik petugas pendaftaran panitia jalan sehat.

"Menunjukkan KTP asli. Itu saja cukup."

"Cuma itu?" Dodi sambil menyodorkan kartu identitas dari dompetnya.

"Ya, cukup. Saya catat NIK-nya dulu. Karena harus kita pastikan peserta jalan sehat, satu orang membawa satu kupon." 

Gadis cantik itu memberikan kupon warna kuning kemudian menjabat tangan.

Dodi senang bukan main. Dengan kupon itu. Ia bisa mewujudkan mimpinya. Ia menghitung-hitung kemungkinan mendapatkan hadiah utama. Menurut informasi yang ada, peserta membatasi peserta sampai lima ribu. Itu artinya bahwa peluangnya mendapatkan hanya 1 bading lima ribu. "Mustahil," pikirnya.

Tak ada jalan lain selain berdoa dengan khusyuk. Bila perlu puasa, tirakat mendapatkan keberuntungan. Disamping itu,  ia mulai membaca artikel-artikel yang berkaitan dengan numerik. Otak atik nomor. Disesuaikan hari dan tanggal pelaksanaan, disesuaikan dengan itungan jawa. Mencari referensi tentang nomor-nomor togel, yang dianggap beruntung.

Alamak! Ia terkejut. Setelah membuka kuponnya, di situ tertara, nomor depan kupon itu angka tiga belas kemudian baru diikuti tahun pelaksanaan jalan sehat. Jadi menurutnya dia mendaftar urutan yang ketiga belas.

Malang tak bisa ditolak, nasib tak bisa dirubah. Menurut pengalamannya dan referensi yang dimiliki. Semua orang menghindari angka tiga belas. Menurut kebanyakan orang angka tiga belas adalah angka sial. Mulai dari gedung sampai tanggal pernikahan, bahkan nomor rumah pasti sangat disarankan untuk menghindari angka 13. "Sialan!" gerutunya. "Kenapa tadi tidak aku lihat dulu, mungkin silau dengan wajah petugas pendafataran itu, sampai-sampai tidak sempat melihat nomor kupon."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline