Lihat ke Halaman Asli

Prima Anugrahaningtyas

Hello readers :-)

Babak Baru Sang Nahkoda Kemendikbud Dikti

Diperbarui: 25 Oktober 2019   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hari yang dinanti telah tiba. Pengumuman jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju masa jabatan 2019-2024 oleh Presiden Joko Widodo telah terlaksana pada Hari Rabu, 23 Oktober 2019. 

Dunia pendidikan Indonesia juga sempat dikejutkan oleh salah satu nama yang muncul sebagai Mendikbud Dikti, yakni Mas Nadiem Anwar Makarim. Mengapa harus tersapa dengan sebutan "Mas"? Karena begitulah beliau mengajukan permintaan untuk lebih nyaman dipanggil "Mas" daripada "Bapak" ketika melakukan pidato pertama kalinya di Kantor Kemendikbud selepas resmi dilantik. 

Muncul berbagai pertanyaan, salah satunya mengenai mengapa harus seorang Nadiem yang didapuk sebagai Mendikbud Dikti ? Apalagi ranah pekerjaan yang akan dikerjakan adalah perihal pendidikan dasar, menengah, serta pendidikan perguruan tinggi (yang semula digabung dengan Kemenristek).

Background pendidikan Nadiem Makarim juga dinilai bukan jurusan yang linier dengan posisi saat ini, yaitu S1 Hubungan Internasional dari Brown University dan Master of Business Administration, Harvard University.

Mampukah seorang Nadiem Makarim menjalankan tugas barunya itu dengan latar belakang karir yang juga tidak ada kaitannya dengan dunia pendidikan ? Presiden Jokowi tentu telah memperhitungkan dengan matang berkenaan dengan keputusan yang sedikit kontroversial, terlebih dengan menempatkan sosok baru, kalangan profesional dan muda pada posisi tersebut. 

Studi kelayakan tentu tidak boleh dilalui dengan cara asal menerka, justifikasi apalagi meremehkan. Semua harus diihat berdasarkan fakta kinerja ke depannya. Kemampuan dalam mengatur yang sulit menjadi mudah, yang tidak mungkin menjadi mungkin serta yang biasa menjadi luar biasa sudah terbukti ketika beliau menjadi CEO Gojek maupun kemampuan lain pada karir sebelumnya.

Mungkin inilah yang menjadi pertimbangan khusus Presiden ketika menunjuk Nadiem dalam mengemban tugas. Diharapkan agar beliau juga mampu mengatur peran dari semua pihak di lingkungan institusi pendidikan menjadi kesatuan yang padu padan dan memacu laju pendidikan terdorong lebih maju dengan ide atau gagasan yang fresh dari keterwakilan sosok muda sebagai pengambil kebijakan. 

Tidak arif rasanya jika terlalu dini meragukan kemampuan Mas Nadiem di dunia pendidikan dan kebudayaan. Ibarat menonton suatu konser musik, tidak manusiawi kita jika ber-statement bahwa lagu dan suara si penyanyi tidak enak didengar padahal memulai bermusik dan bernyanyi saja belum.

Layaknya ketika melihat seorang pelajar yang baru mengenyam pendidikan di SMA, kita sudah judge pelajar tersebut tidak bisa lulus padahal dia baru masuk di hari pertama sekolah. Kita harus memiliki kedewasaan dalam menerima yang telah diputuskan sambil mengawal keberlangsungan kinerjanya. 

Bagi seorang mantan CEO  yang telah diakui kesuksesannya, memang tak mudah dalam memasuki babak baru kali ini. Apalagi jika harus menemui aturan protokoler kementerian yang serba formal dan pada akhirnya juga beliau bersedia untuk menyesuaikan diri.

Dalam pidato perdananya, seorang Nadiem Makarim menyampaikan bahwa akan menjadi murid yang baik untuk terus belajar, termasuk kepada para pendahulunya seperti Bapak Muhadjir Effendy dan Bapak M. Nasir. Kesanggupan menjalankan tugas sebagai menteri juga atas dasar suatu pemikiran yaitu cara paling efektif untuk bertransformasi adalah melalui pendidikan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline