Lihat ke Halaman Asli

Malang Benar Nasib Orangutan, "Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula"

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13610299661209140393

[caption id="attachment_243645" align="aligncenter" width="448" caption="Uang Lima Ratus Rupiah (Rp.500,-), ada gambar Orangutan./ Dok: Prasetya Pamungkas (http://www.iprasblog.com/)"][/caption]

Era 90 an,  di zaman orde baru,  Orangutan pernah mendapat penghargaan tertinggi dari negara, yakni dihargai 500 rupiah.

Masa itu saya sedang menimba pelajaran  di Sekolah Dasar (SD).  Tiap pagi, akan berangkat sekolah,  yang paling saya harapkan adalah Orangutan  keluar dari saku Ayah, berpindah ke saku saya untuk jajan di sekolah.

Biasanya uang jajan untuk saya hanya  tiga ratus rupiah.  Pada momen tertentu,  saya dikasih jajan Rp. 500.- Dibandingkan dengan angka 300, tentunya  saya lebih senang mendapatkan angka lima ratus yang ada gambar Orangutan. Itulah alasan, tiap minta uang, berharap Orangutan keluar dari saku Ayah.

Anak kecil  polos  seusia saya yang tinggal di pedalaman Sumatera, sangat girang  punya uang kertas berlogo orangutan itu. Saya bisa beli lontong, permen, kerupuk,dll. Jika dapat saya refleksikan, uang lima ratus rupiah masa itu, nilainya setara dengan uang lima ribu rupiah sekarang.

Saat ini, saya tidak lagi melihat ikon orangutan ada di lembaran uang kertas.  Uang  lima ratus tersebut, diganti dengan koin berlambang garuda berwarna gold dan silver. Kemudian, koin  lima ratus rupiah saat ini, nilai tukarnya sangat kecil, serasa memberatkan saku saja jika dibawa.

Orangutan Tidak Lagi Dapat Penghargaan

Zaman sudah berubah, terlindas oleh arus modernisasi. Orang-orang berlomba untuk mengumpulkan harta-benda sebanyak-banyaknya, tak peduli caranya mengumpulkan kekayaan apakah melabrak aturan atau tidak, apakah  menyengsarakan kehidupan lain atau tidak?

Idola saya waktu kecil "Orangutan" terancam punah. Ia teraniaya oleh tangan-tangan jahil nan tamak. Ibaratnya,  Orangutan sudah jatuh, tertimpa tangga pula, popularitasnya sebagai ikon uang lima ratus telah dicabut, dan tempat ia hidup di hutan pun terancam digunduli, yang bisa mengakibatkan populasinya habis di Indonesia.

WWF Indonesia sebagai organisasi peduli lingkungan melansir data, bahwa  "Populasi Orangutan kian hari kian berkurang, bahkan dalam 20 tahun terakhir populasi orang utan Kalimantan telah berkurang hingga 55%. Orangutan Sumatera masuk dalam kategori sangat terancam punah karena populasinya tinggal 7.500 individu di alam.  Sementara Orangutan Kalimantan masuk dalam kategori terancam punah dan tersisa 57.000 individu."

Penyebab terancam punahnya orang utan ini adalah, pembukaan hutan untuk dijadikan lahan baru, seperti penanaman sawit. Kebakaran meluas hutan gambut, perburuan yang tidak bertanggung jawab, dan kurangnya kesadaran manusia akan hak azazi Orangutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline