Lihat ke Halaman Asli

Mohamad Ansori

Pembelajar

Juara Lomba Menulis

Diperbarui: 7 November 2021   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Di akhir Oktober 2021, Fatayat NU PAC Ngunut mengadakan sebuah lomba menulis. Lomba ini diikuti oleh pengurus ranting Fatayat NU se Kecamatan Ngunut. Tak kurang 19 orang mengikuti lomba itu. 

Tulisan berupa narasi kiprah Fatayat di desa masing-masing. Ada yang menceritakan kiprah Fatayat secara umum, kisah pribadi dalam ber-Fatayat, atau menceritakan kisah tokoh Fatayat di desa masing-masing.

Ada satu hal menarik yang dapat ditarik dari lomba itu. Ibu-ibu dengan segala macam kesibukannya itu, ternyata pandai-pandai menulis. Tulisan yang terkirim ke panitia menunjukkan fakta bahwa mereka cukup lihai menulis. 

Bahkan, ada dari sebagian dari panitia yang tidak memiliki laptop, sehingga harus menulis dulu di kertas dengan tulisan tangan. Baru kemudian meminta orang lain untuk mengetikkan dan mencetaknya.

Pada tanggal 7 Nopember 2021, bertempat di sebuah rumah makan, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan menulis. Sebenarnya agak kebalik sih kegiatan ini, tapi paling tidak tulisan yang sudah ada dapat menjadi "pre-test" untuk diperbaiki dan dikembangkan di kegiatan pelatihan. Pasca pelatihan, diharapkan akan diketahui seberapa baik perkembangan tulisan para peserta. 

Sebagai sebuah lomba, mau tidak mau harus ditentuk juaranya. Selisih nilai sangat tipis, kualitas tulisan hampir rata, namun pemenang tetap harus ditentukan. Para juara patut bersyukur, tetapi yang belum juara tidak boleh bersedih. Mengapa?

Banyak penulis jago ternyata tidak berasal dari sebuah lomba menulis. Penulis-penulis produktif berproses secara otodidak, gigih berjuang, dan produktif menulis. Di awal-awal belum tentu tulisannya bagus dan dibaca orang. 

Tetapi dengan perjuangan tanpa lelah penulis-penulis itu tetap memproduksi tulisan. Sampai pada titik tertentu orang menerima dan menikmati tulisannya, bahkan merindukannya.

Bagaimana dengan para juara menulis? Kembali, tidak tentu para juara lomba menulis dapat melanjutkan produktivitas menulisnya. Sebagian dari mereka stack dikebanggaan sebagai juara menulis dan mengabaikan produkvitasnya. 

Kebanggaan sebagai juara lomba menulis boleh-boleh saja. Namun spirit sebuah lomba tidak berhenti di piala atau hadiahnya. Produktivitas tetap menjadi penting dan utama bagi para penulis. Target dari sebuah lomba menulis bukanlah menghasilkan juara menulis, tetapi menghasilkan penulis baru yang produktif. (ans)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline