Lihat ke Halaman Asli

Annisa Sulastri

Mahasiswa FTIK UINSI Samarinda

Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Beragama

Diperbarui: 5 Desember 2022   22:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Paradigma memiliki pengertian sebagai cara pandang atau landasan berpikir untuk melihat atau menilai sesuatu. Pancasila sebagai paradigma pembangunan kehidupan beragama artinya kita menggunakan pancasila sebagai cara pandang dalam membangun kehidupan beragama.

Agama adalah salah satu hak asasi yang paling mendasar pada diri seseorang dan tidak boleh terjadi ada pemaksaan agama seseorang kepada orang lain dengan memberikan sesuatu, terlebih lagi dengan menjelek-jelekkan agama yang lainnya.

Jika bertanya kepada setiap pemeluk agama tentang ajaran agama yang dianutnya, sudah pasti jawabannya tidak ada dari ajaran-ajaran agama tersebut yang mengajarkan tentang pertikaian, semuanya mengajarkan nilai-nilai keluhuran dan kemanusiaan.

Dalam hubungan kehidupan sesama manusia nilai-nilai ajaran agama yang dianut masing-masing telah mengajarkannya sesuatu yang penting, artinya dalam pengembangan kehidupan beragama untuk menciptakan kehidupan sosial yang aman dan harmonis, sekaligus saling menghargai dan menghormati serta toleransi antar pemeluk agama.

Dengan dasar bahwa Pancasila secara resmi dan sah dalam ketatanegaraan yang kita akui sebagai dasar negara, ideologi negara dan pandangan hidup bangsa, oleh karena itu sudah seharusnya Pancasila dapat dijadikan sebagai paradigma dalam kehidupan beragama.

Dalam sila yang terdapat pada Pancasila terutama pada sila yang pertama ”Ketuhanan Yang Maha Esa”, yang meliputi sila-sila setelahnya memberikan dasar-dasar nilai yang hakiki dan fundamental untuk terciptanya bangsa Indonesia agar dapat hidup rukun dan damai dalam hidup kehidupan beragama.

Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi bangsa Indonesia untuk hidup secara damai dan berdampingan dalam kehidupan beragama di negeri tercinta ini. Hal ini sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan wajib beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya.

Di sisi lain, Tuhan menghendaki umat manusia untuk hidup saling menghormati, menghargai, menolong, dan mencintai. Hal ini dapat dilihat kenyataan bahwa Tuhan menciptakan manusia yang terdiri dari laki-laki yang perempuan yang tergolong dalam kelompok bangsa, golongan dan kelompok-kelompok sosial, politik, budaya maupun etnis, serta untuk hidup secara damai dan saling berdampingan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline