Lihat ke Halaman Asli

Veeramalla Anjaiah

TERVERIFIKASI

Wartawan senior

PM Modi Meminta Anggota SCO untuk Menghormati Kedaulatan dan Integritas Wilayah Mereka

Diperbarui: 11 Juli 2023   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perdana Menteri India Narendra Modi. | Sumber: dnaindia.com

Oleh Veeramalla Anjaiah

Pada tanggal 4 Juli 2023, India sebagai presiden Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) untuk tahun 2023 telah berhasil menjadi tuan rumah KTT virtual para pemimpin SCO di mana semua pemimpin, termasuk Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping, turut berpartisipasi.

SCO didirikan pada tahun 2001 sebagai mekanisme kerja sama regional yang berfokus pada masalah politik dan keamanan di antara negara-negara anggotanya. China, Rusia, India, Pakistan, Kazakhstan, Uzbekistan, Kyrgyzstan dan Tajikistan adalah anggota-anggota dari SCO. Organisasi ini menerima Iran sebagai anggota kesembilan SCO selama KTT dan tahun depan Belarus akan bergabung dengan SCO sebagai anggota yang ke-10.

Dalam pidato pembukaannya, Modi mengatakan bahwa semua anggota SCO harus berpegang pada piagamnya.

"Penting untuk menghormati kedaulatan dan integritas teritorial negara-negara anggota sesuai dengan prinsip-prinsip Piagam SCO," lapor situs republikworld.com mengutip perkataan Modi.

Pertemuan ini terjadi di tengah ketegangan perbatasan yang sedang berlangsung antara India dan China serta sengketa teritorial China dengan negara-negara tetangga lainnya.

Modi mendesak para anggota SCO untuk bersama-sama memerangi terorisme.

"SCO tidak perlu ragu untuk mengutuk dan mengkritik negara-negara yang mendukung terorisme. Tidak ada tempat untuk standar ganda dalam isu-isu serius seperti terorisme. Kita semua perlu bekerja sama dan mencari cara untuk melawan pendanaan teror. Anggota SCO perlu mengambil langkah yang lebih konkrit untuk radikalisasi," lapor situs republikworld.com mengutip perkataan Modi.

"Beberapa negara menggunakan terorisme lintas batas sebagai instrumen kebijakan negara. Beberapa negara melindungi teroris. Terorisme merupakan ancaman bagi perdamaian regional dan global."

Para pemimpin mengatakan dalam Deklarasi Bersama mereka di akhir KTT bahwa kondisi yang kondusif bagi penyebaran terorisme harus dihilangkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline