Lihat ke Halaman Asli

Veeramalla Anjaiah

TERVERIFIKASI

Wartawan senior

Orang Afghanistan Tidak Mempercayai Taliban dan Pakistan

Diperbarui: 2 September 2021   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang-orang menunggu untuk dapat diberangkatkan dengan pesawat saat mereka berebut untuk melarikan diri ke luar negeri, di Bandara Kabul, Afghanistan, Senin (16/8/2021). Foto: AFP/WAKIL KOHSAR via KOMPAS.com

Banyak orang Afghanistan merasa bahwa Pakistan adalah alasan utama penderitaan mereka. Pakistan-lah yang memberikan dukungan politik dan militer kepada berbagai faksi untuk saling berperang di Afghanistan sejak tahun 1970-an.

---

Oleh Veeramalla Anjaiah

Bom dan roket jatuh di Kabul hanya beberapa hari menjelang penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Lebih dari 200 warga Afghanistan, termasuk pejuang Taliban dan tentara AS, tewas selama 100 jam terakhir. Kelompok teror Islamic State-Khorasan (IS-K) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Mengapa kelompok teror (IS-K) menargetkan kelompok teror lain (Taliban)?

BBC baru-baru ini melaporkan bahwa IS-K memiliki perbedaan besar dengan Taliban, menuduh mereka meninggalkan Jihad dan medan perang demi perdamaian ternegosiasi yang diselesaikan di "hotel mewah" di Doha, Qatar.

"IS-K menganggap gerilyawan Taliban 'murtad', membuat pembunuhan yang mereka lakukan sah menurut interpretasi mereka atas hukum Islam," kata BBC.

IS-K, provinsi Negara Islam Asia Tengah yang meliputi Pakistan, Afghanistan dan negara-negara Asia Tengah, baru saja didirikan pada bulan Januari 2015 dan pemimpin pertamanya ialah Hafiz Saeed Khan, seorang warga negara Pakistan.

Taliban dibentuk oleh Mullah Omar dan para pemimpin Pashtun lainnya pada tahun 1994 dengan bantuan Inter-Services Intelligence (ISI) Pakistan dan jenderal militer senior Pakistan untuk melayani kepentingan Pakistan di Afghanistan. 

Pakistan tidak pernah menginginkan Afghanistan yang stabil dan kuat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline