Lihat ke Halaman Asli

Joanna Anindyanari L.W.N

Universitas Airlangga

Kapan Objektifikasi Wanita akan Berakhir?

Diperbarui: 16 Januari 2023   14:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: twitter.com/yudhabaskoro

Pergantian zaman membawakan banyak perubahan dan inovasi baru bagi khalayak, tetapi ada satu hal yang tak luput oleh waktu; objektifikasi perempuan. Derajat seorang wanita yang direndahkan menjadi sekedar objek seksual bagi para lelaki merupakan hasil dari sistem patriarki yang sudah mengakar di kehidupan masyarakat. 

Tatapan, siulan, bahkan ucapan yang tidak senonoh dianggap sebagai cara yang biasa untuk memuji seorang perempuan. Karena mayoritas menganggap sikap ini lumrah, banyak dari mereka yang kebingungan ketika terdapat seseorang yang marah akibat diperlakukan seperti itu. Anehnya, keyakinan ini tidak hanya dipegang oleh laki-laki, melainkan juga kaum perempuan itu sendiri. Dari sini kita dapat melihat bukti konkret bahwasanya tindakan objektifikasi seksual secara tidak sadar telah terinternalisasi oleh khalayak. 

Penampilan dan tubuh perempuan juga seringkali dijadikan bahan pembicaraan dan guyonan, yang bahkan ikut dilontarkan ke media sosial sebagai tontonan bersama ratusan warganet lainnya. Jurnal Psychological Science menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa masyarakat cenderung menilai perempuan berdasarkan penampilan mereka saja, dan mengesampingkan hal lain seperti kecerdasan dan kepribadian. Kondisi inilah yang berkontribusi kepada penurunan terhadap harkat tubuh perempuan dengan menjadikannya sebagai objek semata. 

Budaya patriarki yang masih kental sampai saat ini, memiliki kontribusi yang signifikan terhadap persepsi bahwa perempuan hanyalah suatu objek yang dapat dinilai dan diperlakukan seenaknya. Sistem sosial ini juga memberikan dampak negatif terhadap konsep diri yang dimiliki perempuan melalui sosialisasi dan internalisasi. Internalisasi akan keyakinan ini dapat menanamkan pemikiran bahwa tubuh mereka ditakdirkan hanya menjadi sebuah objek guna memuaskan nafsu laki-laki. 

Lalu, bagaimana cara untuk menghentikan budaya toxic ini? Satu-satunya cara untuk menghentikan objektifikasi perempuan adalah dengan memberantas sistem patriarki secara utuh dari peradaban manusia. Namun, hal ini terbilang mustahil untuk dilakukan sampai saat ini akibat budayanya yang sudah tertanam kuat di masyarakat sejak dahulu kala. Oleh karena itu, selama budaya patriarki masih terintegrasi di tengah masyarakat, maka selama itu pula objektifikasi diri perempuan akan selalu terjadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline