Lihat ke Halaman Asli

Anggun Angelina

Sejak pandemi Covid-19 mulai menulis dan membuat hal-hal baru dari rumah

Surat untuk Teman di Papua

Diperbarui: 30 Juli 2021   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Cijantung, Juli 2021

 Hai  teman, kenalin namaku Anggun, aku sekolah di  SMPN 103 - Jakarta Timur. 

Pertama mendengar kata Papua,  maaf ya, yang terbayang dibenakku adalah  satu  provinsi di timur Indonesia yang berbeda dengan provinsi lain,  masih tertinggal,  penduduknya masih tradisional dan  situasi masyarakatnya  belum aman. Mungkin karena itu aku sering dengar, ayah  dari teman-teman SMP-ku yang TNI sering ditugaskan  di sana. Membantu masyarakat Papua dan  pemerintah daerah setempat agar tercipta situasi kondusif, duuuh... kayanya serem banget ....  

Tapi, setelah  Papua ditetapkan sebagai  tuan rumah PON XX (harusnya diselenggarakan tahun 2020, karena ada Pandemi Covid-19, maka mundur jadi 2021)   mengalahkan Bali dan Aceh,   aku   mulai tau kalau  ternyata Papua itu luar biasa. Keindahan alamnya, budayanya, keramahan penduduknya, makanannya dan  sekarang  ditambah dengan  fasilitas olahraganya yang   modern, wuiiih....kereeen banget.

Kalau melihat berita di media sih, Papua kayanya udah    siap banget jadi tuan rumah untuk   kurang lebih 21.339 tamu yang akan hadir dalam PON XX  bulan Oktober nanti, baik atlet dan team official. Dengan keindahan  Papua seperti yang ada sekarang, rasanya semua atlet yang datang  sudah tidak perlu lagi   terlalu memikirkan  menang atau kalah,

semua  udah ga masalah,
karna siapapun  yang datang sudah dapat hadiah,
merasakan bumi Papua yang tiada tara indah, cieeeeee....

Dulu nih, waktu aku nonton pertandingan Asian Games 2018,  aku pikir GBK  (Gelora Bung Karno) itu  sudah luar biasa megah, eh.... ternyata Stadion Lukas Enembe yang jadi  venue utama PON XX nanti, sepertinya kok lebih menakjubkan.

Kemegahan Stadion yang dulu disebut dengan  Stadion Papua Bangkit ini,  keberadaannya  mirip dengan stadion sepak bola terbesar kedua di dunia, Salt Lake di India. Rumputnya, lintasan atletis sintetisnya, pencahayaannya juga scoring board perimeter yang dipasang di dua tribun, sudah sekelas olimpiade, bukan level Asian Games lagi.  Mantap!   Ditambah  dengan ornamen fasad baja melengkung yang menonjolkan ukiran khas Papua membuat megahnya jadi terasa unik
karena ada unsur etnik
membuatnya kian terlihat  cantik.  Cie Cieeee.....  

Foto : pasificpos.com

Oh ya teman, selain stadion Lukas Enembe yang luar biasa itu,  kamu juga pasti bangga  melihat ada gambar jembatan Youtefa yang dicetak di  uang pecahan RP 75 ribu edisi khusus HUT RI ke-75. Jembatan Youtefa  di lembar uang baru itu, berdampingan dengan tol Trans-Jawa dan MRT. Waaah… Itu kan bukti   bahwa pembangunan di Indonesia  memang untuk semua, mulai dari ujung  barat Indonesia, sampai propinsi di Timur Indonesia, yaitu Papua.   

Dari dua ikon Papua yang baru aku tau tadi,  stadion Lukas Enembe dan jembatan Youtefa saja, itu  sudah menggambarkan kemegahan Papua sekarang.  Padahal  Papua masih punya yang lain juga,  diantaranya yang dijadikan 6 promo eri tematik PON XX,  Ada  Lembah Baliem, puncak Carstensz, teluk Cendrawasih,  dan danau Sentani, plus sederet pesona Papua lain, bikin aku dan smua orang bermimpi untuk bisa terbang kesana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline