Lihat ke Halaman Asli

Anggie D. Widowati

Penulis, Psikolog, Pegiat Literasi

Cerpen | Juara Festival

Diperbarui: 31 Oktober 2020   04:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

CERPEN  

Lelaki itu tubuhnya tambun. Tetapi geraknya lincah dan luwes. Senyumnya merekah, ramah dan tenang. Ada tahi lalat di pipi kanannya. Kulitnya sawo matang. Tidak tampan, tetapi juga tidak jelek. Secara keseluruhan dia terlihat humble. Penampilannya santai, bersih dan trendi. Selalu mengenakan kaos dengan tema. Sesuai dengan kondisi terkini. 

Seperti saat ini, Juara mengenakan kaos hitam dengan tulisan tagar: #LawanCorona. Begitupun istrinya. Kaos itu entah beli dimana, dirahasiakannya. Dari beberapa hari ini sudah sepuluh orang yang menanyakan kaos itu. Kemudian masing-masing memesan kaos yang sama. 

Juara Festival, begitu dia dipanggil. Orang tuanya meninggal ketika umurnya baru sepuluh tahun. Juara pun kemudian ikut neneknya yang membuka toko di rumah. Kakeknya sudah lama tiada. Ada sedih dan kesendirian yang harus ditanggung, sebagai seorang anak yatim piatu. Selain itu kedua orang tuanya juga membebaninya dengan nama yang tidak lazim, Jadi Juara (baca Yadi Juara).

Lalu darimana nama Juara Festival itu bermula, ceritanya panjang.

Juara tinggal di sebuah kluster lepas yang lumayan mewah. Namun dari 50 rumah yang ada disitu rumahnya paling sederhana. Masih rumah asli dari pengembang yang belum direnovasi. 

Istrinya cantik, dua anaknya juga terlihat kecukupan. Juara tidak miskin, tetapi juga tidak terlihat kaya. Padahal semua orang tahu, orang yang tinggal di kluster itu pasti orang berpunya. Orang sering berfikir heran. Istrinya setiap hari menyupir mobil box buluk, tua. Tetapi suatu waktu ada yang melihatnya membawa tas Dior keluaran terbaru.

Orang pun bertanya, dia itu kaya atau miskin sih. Dari sinilah kearifan seorang juara bicara. Kearifan seorang bisnisman sejati.

*

Dengan menjaga jarak, setiap orang 2 meter, antrian panjang itu bermuara di rumah Juara. Satpam kluster sedikit kewalahan karena antrian itu sampai ke jalan raya. Iyaa. Ini adalah musim jaga jarak, tetapi keinginan orang untuk membeli disinfektan terus membludak.

Istri Juara di depan rumah dengan kaos oblong #MelawanCorona dan celana jins sedang melayani pembeli. Juara sibuk menulis sesuatu. Lalu dia menghentikan antrian dan memasang karton itu di dinding teras.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline