Lihat ke Halaman Asli

Irfan Hanif

Stay healthy

Haruskah Multitasking?

Diperbarui: 11 Agustus 2018   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: accountingweb.com

Tugas yang dilaksanakan masing-masing orang sangat berbeda-beda pada tiap harinya, bahkan ada pula orang yang mengerjakan banyak hal dalam waktu yang bersamaan dimana ia harus segera menyelesaikan pekerjaan/hal tersebut dengan segera. Berbagai macam cara dilakukan agar dirinya tetap terbawa enjoy dan tenang serta tidak panik atau gugup. 

Misalkan seorang pekerja kantoran dengan jabatan yang bisa dikatakan sudah senior, harus menerima telfon dari atasan dan anak buahnya disaat ia sedang mengemudikan mobilnya. 

Tentu hal ini akan membuat si pengendara menjadi agak rumit, karena harus menyesuaikan antara stir, gas, rem, tangan yang sedang menyetir dengan mulut sambil konsentrasi berbicara melalui handphone. Mungkin bila yang sudah mahir hal ini akan menjadi tradisi yang sudah biasa, namun apa jadinya bila hal ini diterapkan oleh anak muda yang baru saja menyentuh kendaraan dan baru saja bekerja? Yang ada mungkin malah kualahan, dan bingung harus bagaimana. 

Cara yang terbaik adalah dengan menepi dahulu dipinggir jalan dan menerima telfon sampai selesai pembicaraan. Ini adalah salah satu cara yang sangat efektif dan tidak merugikan pengemudi. Mungkin, bila harus buru-buru lain cerita lagi jadinya. Dengan terpaksa ia harus menerima telfon sambil mengemudikan kendaraan, memang boleh saja tetapi disarankan menggunakan handsfree. Mulut berbicara, tangan dan tatapan fokus ke depan sambil mengemudi. 

Selain itu prinsip multitasking ini tidak hanya dilakukan oleh manusia, teknologi pun juga bisa melakukannya. Pernahkah kalian jika bermain smartphone lalu membuka beberapa aplikasi? Pasti bila tidak di close aplikasi tersebut masih dalam keadaan open. Dan bila kalian menyentuh ikon multitasking pasti akan banyak sekali aplikasi yang masih dibuka, gunanya untuk memudahkan kita dalam mengoperasikan smartphone, agar tidak repot-repot membuka lagi aplikasi tersebut.

Disarankan setelah selesai sebaiknya di close saja semuanya, karena jika dibiarkan open akan memperlambat kinerja smartphone itu sendiri. Yang ngelag lah, agak lemot lah, dan lain-lain. Bayangkan saja bila kita melakukan multitasking yang begitu banyaknya, apakah pikiran dan otak kita sanggup menangani itu semua? Yang ada malah menjadi kebingungan dan tidak fokus bukan? Seperti itu contohnya.

Perihal ini memang seringkali banyak yang menerapkan. Mayoritas orang bilang: 'kita harus bisa multitasking, jangan hanya mengerjakan satu pekerjaan saja'. (Katanya sih... :D). Memang sih bila kita bisa multitasking maka pekerjaan yang sedang kita kerjakan dapat selesai dengan cepat dan akan mempersingkat waktu, namun jangan asal dan buru-buru. Kalau cepat tapi benar sih tidak masalah, kalau maunya cepat selesai tapi malah ngaco bagaimana? Berantakkan yang ada...

Bila kita merasa pikiran jenuh saat mengerjakan banyak hal cobalah diselingi dengan kegiatan yang kita senangi. Misalkan hobinya mendengarkan musik ber-genre klasik, yang membuat hati dan pikiran relaks. Tak masalah, dengarkan saja sesuka kita sambil menyelesaikan pekerjaan tersebut. Lalu bila merasa ngantuk cara yang tepat adalah cuci muka atau bila ingin menambah sensasi minumlah secangkir kopi hangat, teh hangat, atau air putih hangat malah lebih bagus lagi.

Jika multitasking itu kita lakukan dengan sabar dan sungguh-sungguh pasti semuanya akan menjadi beres dan selesai dengan tepat. Jangan dihitung seberapa banyak pekerjaannya, tetapi kerjakan dan nikmatilah... Tanpa terasa nantinya pasti akan selesai deh...

Jadi bagaimana? Masih mau menunda dan mengerjakan pekerjaan banyak tapi nggak kelar-kelar, atau mengerjakan pekerjaan banyak dengan multitasking tapi dibawa enjoy dan relaks? :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline