Siang tadi (Rabu, 15 September 2021), Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Agustus 2021. Nilai ekspor Indonesia mencapai US$21,42 miliar atau naik 64,10% dibandingkan Agustus 2020. Sedangkan nilai Impor Indonesia mencapai US$16,68 milliar atau naik 55,26% dibandingkan Agustus 2020. Dengan demikian, periode Agustus 2021 neraca perdagangan Indonesia surplus US$4,74 milliar. Apa saja fakta dibalik ekspor impor Indonesia periode Agustus 2021?
Ekspor dan Impor non migas masih menjadi penopang utama neraca perdagangan. Ekspor non migas (US$20,34 miliar) memiliki peran 94,96% terhadap total ekspor Agustus 2021. Sedangkan impor non migas (US$14,63 miliar) berperan 87,71% terhadap total impor Agustus 2021.
Tiongkok masih menjadi mitra dagang utama Indonesia selama periode Agustus 2021. Total ekspor non migas Indonesia ke Tiongkok mencapai US$4,78 miliar. Sedangkan impor Indonesia dari Tiongkok mencapai US$4,96 miliar.
Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia-Tiongkok periode Agustus 2021 mengalami defisit sebesar minus US$0,18 miliar. Kondisi ini lebih baik dibandingkan periode Juli 2021 dimana neraca perdagangan Indonesia-Tiongkok defisit lebih dalam yaitu minus US$0,84 miliar.
Kinerja ekspor Indonesia selama periode Januari-Agustus 2021 umumnya bergantung pada barang-barang yang berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. Masing-masing provinsi memiliki peran terhadap total ekspor nasional periode Januari-Agustus 2021 sebesar 15,18%; 10,47%; dan 9,39%.
Impor bahan baku/penolong (US$12,38 miliar) masih mendominasi total impor pada periode Agustus 2021 dengan perannya sebesar 74,22% dibandingkan impor barang konsumsi (11,33%) dan impor barang modal (14,45%). Bahan baku/penolong ini merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan dalam menghasilkan barang jadi yang siap untuk dijual.
Menilik fakta-fakta di atas, sepertinya program Pemulihan Ekonomi Nasional berada di jalur yang tepat dan semoga tetap berada di jalurnya pada periode-periode mendatang.